Atraksi pencak silat, seni bela diri yang menjadi warisan budaya Palembang.
Pembacaan narasi perang, yang menggambarkan heroisme rakyat melawan penjajah.
Selain itu, acara ini juga memberikan bantuan kepada veteran perang, sebuah penghormatan nyata kepada mereka yang telah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia.
Swadaya dan Kolaborasi Komunitas
Yang membuat peringatan ini semakin istimewa adalah sumber pendanaannya yang berasal dari swadaya komunitas, donasi para dermawan, dan semangat gotong royong.
Tahun pertama hanya belasan juta rupiah, tahun lalu mencapai Rp 22 juta, dan kali ini, menurut Vebri, mencapai hampir Rp 30 juta.
Itu pun belum termasuk bantuan dan sumbangan berbagai bentuk seperti minuman, makanan, seragam panitia dari Bakso Granat Mas Azis, dan tenaga maupun pikiran dan partisipasi.
Lebih dari 50 komunitas turut terlibat dalam mendukung acara ini, menjadikannya sebagai peringatan yang benar-benar lahir dari semangat kebersamaan.
“Semua pihak bergandengan tangan, mulai dari komunitas hingga donatur, untuk memastikan acara ini berjalan sukses,” ujar Vebri. Ia juga mengundang masyarakat untuk turut hadir, berpartisipasi, dan memanfaatkan momen ini sebagai pengisi liburan akhir tahun.
Memperbesar Jejak Sejarah Palembang
Dengan kolaborasi yang begitu besar, peringatan P5H5M ini tidak hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi juga upaya membesarkan pertempuran ini ke level nasional, sejajar dengan Bandung Lautan Api, Pertempuran Surabaya, atau Palagan Ambarawa.
Sultan SMB IV mengingatkan pentingnya warisan sejarah ini sebagai inspirasi untuk generasi muda.
“Pertempuran ini adalah cermin keberanian dan kesatuan rakyat Palembang. Kita harus menjadikannya kebanggaan nasional dan daya tarik internasional,” kata Sultan SMB IV.
Ketua DKSS Iqbal Rudianto menyatakan bahwa peringatan ini bagian dari menghidupkan semangat dan penghormatan kepada para pejuang.
Tokoh masyarakat, Iwan Darmawan yang juga mantan Ketua DPRD Palembang yakin melalui peringatan in