pariwisata-kebudayaan

Pertempuran Lima Hari Lima Malam Palembang: Setara Bandung Lautan Api dan Surabaya, Bangkitkan Kebanggaan Nasional

DNU
Minggu, 29 Desember 2024 | 06:37 WIB
Palembang kembali menggema dengan semangat perjuangan melalui peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam (P5H5M), yang resmi dibuka oleh Pj Wali Kota Palembang, Dr. Cheka Virgowansyah, di Gedung Kesenian Palembang, Sabtu (28/12/2024) (Dok)

KetikPos.com--Palembang kembali menggema dengan semangat perjuangan melalui peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam (P5H5M), yang resmi dibuka oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, Dr. Cheka Virgowansyah, di Gedung Kesenian Palembang, Sabtu (28/12).

Kegiatan ini tak hanya mengenang heroisme masa lalu, tetapi juga mengangkat pertempuran bersejarah ini ke level nasional, setara dengan Bandung Lautan Api, Pertempuran Surabaya, dan Palagan Ambarawa.

Pertempuran Lima Hari Lima Malam: Jejak Perlawanan Rakyat Palembang

Pertempuran Lima Hari Lima Malam, yang berlangsung pada Desember 1947, menjadi simbol perlawanan gigih rakyat Palembang melawan penjajahan.

Sosok pahlawan seperti Kapten A Rivai, yang gugur di medan perang, menjadi ikon keberanian dan pengorbanan.

Dr. Cheka menegaskan bahwa peristiwa ini tak kalah monumental dibanding perlawanan rakyat di daerah lain. “Kita sering mendengar Bandung Lautan Api, Pertempuran 10 November di Surabaya, dan Palagan Ambarawa.

Namun, Pertempuran Lima Hari Lima Malam adalah bukti bahwa Palembang juga memiliki sejarah heroik yang sama besarnya,” ujar Cheka.

Dari Lokal ke Nasional: Mengangkat Palembang ke Panggung Sejarah Indonesia

Dalam sambutannya, Dr. Cheka mengajak masyarakat untuk membesarkan pertempuran ini sebagai bagian dari narasi sejarah nasional.

“Jika kita ingin besar, siapa lagi yang akan membesarkan Pertempuran Lima Hari Lima Malam kalau bukan kita sendiri? Sejarah ini adalah milik kita, dan tanggung jawab kita untuk menjadikannya inspirasi bagi generasi mendatang,” tegasnya.

Ia menyoroti pentingnya menciptakan momen besar dari peristiwa ini, bahkan menjadikannya daya tarik wisata sejarah yang berskala nasional dan internasional.

Langkah Konkret: Dari Atraksi Drone hingga Kolaborasi Komunitas

Untuk memperkuat narasi sejarah ini, berbagai langkah konkret dilakukan, termasuk rencana atraksi 150 drone di langit Sungai Musi pada malam tahun baru. Atraksi ini akan menampilkan visualisasi sosok Kapten A Rivai dan menggambarkan perjuangan rakyat Palembang dalam mempertahankan kemerdekaan.

“Kita tidak hanya mengenang, tetapi juga membangun kebanggaan melalui teknologi dan inovasi. Langit Sungai Musi akan menjadi panggung yang mengingatkan seluruh Indonesia bahwa Pertempuran Lima Hari Lima Malam adalah salah satu tonggak sejarah yang layak dikenang,” jelas Cheka.

Halaman:

Tags

Terkini