KetikPos.com– Setelah nama baik Palembang sempat tercemar akibat kontroversi konten viral, hari ini DPP Gencar, Richard Lee, dan HIPMI Palembang menggelar aksi nyata dengan membagikan ribuan porsi rendang kepada masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Palembang adalah kota yang menjunjung tinggi budaya berbagi, bukan berebut.
Aksi ini didukung penuh oleh Walikota Palembang, H. Ratu Dewa, serta Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru.
Baca Juga: Puisi Palembang Tak Maling Rendang: Seruan Bangga dan Amarah dari Indah Rizky Ariani Mujyaer
Keduanya mengapresiasi gerakan ini sebagai langkah positif untuk mengembalikan citra baik kota Palembang di mata publik.
Ketua DPP Gencar, Charma Afrianto, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi sosial, tetapi juga bentuk pembuktian bahwa masyarakat Palembang memiliki kebersamaan yang kuat dan tidak mudah terpecah belah hanya karena provokasi di media sosial.
"Kami ingin menegaskan bahwa Palembang adalah kota yang ramah dan menjunjung tinggi nilai gotong royong. Bukan kota yang bisa dihakimi begitu saja oleh konten-konten viral yang tak bertanggung jawab," ujar Charma dalam keterangannya.
Influencer sekaligus pengusaha asal Palembang, Richard Lee, juga turut menyuarakan keprihatinannya atas insiden yang sempat mencoreng nama Palembang.
Baca Juga: Sultan Palembang Kecam Konten Rendang Willie Salim: Pelecehan Budaya Semon Wong Palembang
Menurutnya, kejadian ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar lebih bijak dalam membuat dan mengonsumsi konten di media sosial.
"Saya lahir dan besar di Palembang. Saya tahu persis bagaimana karakter masyarakat di sini. Kita bukan orang yang rakus atau anarkis, seperti yang dicitrakan di luar sana. Ini saatnya kita buktikan bahwa Palembang adalah kota yang penuh dengan kehangatan dan kebaikan," tegas Richard Lee.
Selebgram Indah Rizky Ariani Mujyaer, yang sebelumnya tampil dengan puisinya "Palembang Tak Maling Rendang", juga turut mendukung aksi ini
Ia berharap masyarakat tidak lagi terpengaruh oleh opini negatif yang beredar, melainkan melihat bagaimana Palembang tetap bersatu dan bangga dengan budayanya.