Senada dengan itu, Sulaiman Amin, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku seni.
Baca Juga: SILATURHYTHME 2025: Menyatukan Nada, Merajut Silaturahmi Pelaku Seni Palembang
“Kami sadar Palembang tidak punya gunung, tidak punya pantai. Tapi kami punya sejarah, budaya, dan orang-orang kreatif. Karena itu, kami sangat membutuhkan kolaborasi erat dengan para seniman untuk membuat wisata Palembang menjadi magnet yang hidup,” tegas Sulaiman dalam sambutannya.
Langkah Kecil, Gaung Besar
SilatuRHYTHME digadang-gadang menjadi embrio dari rangkaian acara budaya tahunan yang mengedepankan pelibatan komunitas, regenerasi seniman muda, serta penguatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Dengan semangat kolektif ini, para pelaku seni berharap “Mampir ke Palembang” bukan hanya slogan—melainkan gerakan bersama untuk menyambut dunia ke dalam hangatnya budaya Wong Kito.
Hadir antara lain, Ketua Umum Gencar Charma Aprianto, Ketua dan Sekjen DKSS Didit dan Qusoi, Ketua Gong Sriwijaya Chairman, Ketua ADO Asrul, Ketua Komite Musik DKP, Mohamad, dan ketua serta anggota komunitas musik.