“Bagus kalau itu (pitis) bisa direproduksi dan dijadikan oleh-oleh khas. Bisa dikerjasamakan dengan Dinas Pariwisata Kota dan Provinsi Sumsel,” usul beliau.
Ide ini disambut hangat oleh para peserta, yang melihat pitis bukan hanya sebagai artefak sejarah, tapi juga potensi ekonomi kreatif berbasis heritage.
Dari Naskah ke Narasi, Dari Koin ke Identitas
Kajian ini bukan sekadar obrolan tentang koin kuno. Ini adalah pembacaan ulang sejarah Palembang sebagai pusat peradaban, melalui dua medium penting: naskah kuno dan mata uang lokal.
Koin pitis bukan hanya alat tukar zaman dulu. Ia adalah saksi bisu tentang sistem ekonomi, identitas budaya, hingga dinamika kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam. Dan kini, melalui kajian lintas disiplin seperti ini, pitis kembali bersuara, membawa pesan bahwa masa lalu bukan untuk dilupakan, melainkan untuk dipelajari dan dihidupkan kembali.