Sejarah Pitis: Koin Kesultanan Palembang Darussalam yang Terungkap dalam Naskah Kuno

photo author
DNU
- Rabu, 2 Juli 2025 | 23:42 WIB
Narasumber utama dalam kajian ini adalah Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si, seorang dosen dan peneliti sejarah yang baru saja menyandang gelar Doktor Peradaban Islam ke-272 di lingkungan UIN Raden Fatah. Gelar tersebut diperoleh lewat sidang promosi doktor. (dok)
Narasumber utama dalam kajian ini adalah Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si, seorang dosen dan peneliti sejarah yang baru saja menyandang gelar Doktor Peradaban Islam ke-272 di lingkungan UIN Raden Fatah. Gelar tersebut diperoleh lewat sidang promosi doktor. (dok)

“Bagus kalau itu (pitis) bisa direproduksi dan dijadikan oleh-oleh khas. Bisa dikerjasamakan dengan Dinas Pariwisata Kota dan Provinsi Sumsel,” usul beliau.

Ide ini disambut hangat oleh para peserta, yang melihat pitis bukan hanya sebagai artefak sejarah, tapi juga potensi ekonomi kreatif berbasis heritage.

Dari Naskah ke Narasi, Dari Koin ke Identitas
Kajian ini bukan sekadar obrolan tentang koin kuno. Ini adalah pembacaan ulang sejarah Palembang sebagai pusat peradaban, melalui dua medium penting: naskah kuno dan mata uang lokal.

Koin pitis bukan hanya alat tukar zaman dulu. Ia adalah saksi bisu tentang sistem ekonomi, identitas budaya, hingga dinamika kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam. Dan kini, melalui kajian lintas disiplin seperti ini, pitis kembali bersuara, membawa pesan bahwa masa lalu bukan untuk dilupakan, melainkan untuk dipelajari dan dihidupkan kembali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X