Saat musik terakhir berhenti, tepuk tangan bergemuruh. Empat penari DKP itu saling bertukar pandang, tersenyum, lalu menunduk memberi hormat. Mereka tahu, malam itu mereka tidak hanya menghibur. Mereka telah menenun sebuah cerita — yang akan dibawa pulang oleh setiap orang di ruangan itu.