pariwisata-kebudayaan

Juara Tekor, Bidar Tradisional Jadi Warisan yang “Mahal”

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 21:52 WIB
Ironinya, hadiah di lomba bidar mini justru lebih fantastis. Ada event yang bahkan menyiapkan satu unit mobil untuk juara pertama. Sementara bidar tradisional yang masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) dan sudah jadi atraksi nasional, hadiahnya masih relatif kecil. (dok)

FGD: Banyak PR Bidar

FGD yang digelar Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI ini menghadirkan banyak tokoh:

Judi Wahyudin, S.S., M.Hum. (Kementerian Kebudayaan)

Idham (penggiat olahraga dayung)

Mang Dayat (Ketua Tim 11)

Kristanto Januardi (Kepala BPK Wilayah VI)

HM Husin (tokoh pelestari bidar)

Hadir pula budayawan Vebri Al Lintani, akademisi Dr. Kms Ari Panji, Prof. Zudiah (UIN Raden Fatah), Ketua DKP M Nasir, Yudi Syarofi, serta perwakilan TVRI Riduan.

Dalam diskusi itu, beberapa isu penting muncul:

Hadiah yang terlalu kecil untuk event nasional.

Keterbatasan kayu panjang (≥15 meter) untuk membuat perahu bidar.

Kurangnya regenerasi pendayung dan penggiat bidar.

Minimnya sponsor besar, padahal potensi tontonan bisa menyedot ribuan wisatawan.

Perlu sinergi lintas pihak, termasuk Pemda, komunitas, dan kementerian.

Baca Juga: Musi Bergelora, Budaya Bersemarak: Ratu Dewa Siap Gemakan Festival Perahu Bidar Tradisional 2025 Lebih Tertib dan Spektakuler

Halaman:

Tags

Terkini