KetikPos.com – Sabtu sore (6/9/2025) pelataran Lawang Borotan, Gerbang Barat Istana Kesultanan Palembang, mendadak dipenuhi energi kreatif.
Ratusan mahasiswa FISIP, komunitas literasi, hingga pegiat seni hadir dalam acara CreArtivity Zone X Bedah Buku, salah satu sub-event paling ditunggu dari rangkaian FISIP FEST 2025: FISIPVOLUTION.
Kegiatan ini mengusung bedah novel “Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam” karya Dian Purnama. Dua akademisi muda, Ferdiansyah Rivai, SIP, MA dan Yui Zahana, SSos, MSi yang juga aktivis perempuan, hadir sebagai narasumber.
Diskusi berjalan hidup—membongkar tema feminisme, sisi psikologis tokoh, hingga relevansi novel dengan realitas sosial kontemporer.
Terutama menyangkut tradisi kawin tangkap di Sumba. Benarkah tradisi dan budaya itu selalu baik, atau adakah justru mengekang dan memasung nasib perempuan?
Hadirnya Tokoh Budaya dan Akademisi
Acara ini juga mendapat dukungan dari tokoh kesenian. Hadir Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), M. Nasir, serta Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), Ms. Iqbal Rudianto. Dari pihak kampus, tampak Edi Chandra selaku Gubernur BEM FISIP dan M. Kautsar sebagai Ketua Panitia Pelaksana.
“CreArtivity Zone bukan sekadar acara kampus, tapi ruang bertemu ide, budaya, dan generasi. Diskusi sastra seperti ini memberi ruang refleksi sekaligus memperkuat tradisi intelektual mahasiswa,” ujar Ketua DKP, M. Nasir.
Kolaborasi Mahasiswa dan Komunitas Literasi
Tak hanya mahasiswa FISIP, sejumlah komunitas literasi lokal juga ikut berpartisipasi. Mereka terlibat aktif dalam dialog, membangun jembatan antara dunia akademik dan gerakan literasi di masyarakat.
Ketua Panpel, M. Kautsar, menyebut acara ini lahir dari keinginan mahasiswa untuk menghadirkan ruang ekspresi yang lebih segar. “CreArtivity Zone adalah panggung untuk menguji ide, berani berpendapat, dan menyatukan kreativitas lintas komunitas,” jelasnya.
Pantomim Wak Dollah: Seni yang Membungkam Kata