pariwisata-kebudayaan

Duo Ratu Hadir di Mural Grafiti Palembang

Senin, 8 September 2025 | 09:38 WIB
mural graviti duo ratu, ratu dewa dan ratu sinuhun sedang dalam pengerjaan (dok)

KetikPos.com – Lomba mural Grafiti yang digelar Dewan Kesenian Palembang (DKP) bersama Gen RD dengan dukungan Pemerintah Kota Palembang, Sabtu (6/9/2025), menghadirkan kejutan menarik.

Di salah satu titik mural, tepatnya di depan Kantor Pos Palembang, karya Yan Komik dan kawan-kawan menampilkan rentetan perjalanan Palembang: mulai dari kejayaan Sriwijaya dengan penari Gending Sriwijaya, hingga kepemimpinan masa kini.

Baca Juga: Zahra, Peserta Termuda yang Curi Perhatian di Lomba Mural Graviti Palembang

Namun yang paling menonjol adalah sosok dua tokoh di zaman dan era berbeda yang disandingkan: Ratu Sinuhun dan Ratu Dewa.

Ratu Sinuhun dikenal sebagai tokoh yang melahirkan Undang-Undang Sumbur Cahaya, sebuah aturan adat yang masih diyakini menjadi dasar kemasyarakatan sosial hingga hari ini.

Meski di era itu belum muncul wacana kesetaraan gender, gagasan yang ia tinggalkan dianggap visioner, bahkan kini ia tengah diusulkan menjadi Pahlawan Nasional dari Palembang–Sumatera Selatan.

Baca Juga: Dari Vandalisme ke Kanvas Kota: Palembang Ramaikan Lomba Mural Walikota

Sementara Ratu Dewa hadir sebagai simbol kepemimpinan modern di Palembang masa kini. Kehadirannya dalam mural melengkapi narasi bahwa Palembang tidak hanya memiliki sejarah panjang, tetapi juga kepemimpinan yang terus berlanjut hingga era modern.


Ketua DKP Palembang, M. Nasir, menyebut karya mural bertema duo ratu ini sebagai pengingat pentingnya sejarah dalam pembangunan kota.

“Mural ini bukan hanya gambar indah, tapi refleksi. Dari Ratu Sinuhun sampai Ratu Dewa, kita belajar bahwa Palembang selalu punya pemimpin visioner,” ujarnya.

Ketua Panitia Pelaksana, Febri Zulian, menambahkan bahwa hadirnya tokoh sejarah dalam mural menjadi daya tarik tersendiri.

Baca Juga: Belum Dibuka, Titik Lomba Mural di Palembang Dicoret Orang Tak Dikenal

“Duo ratu ini bukan hanya karya seni, tapi juga narasi besar yang menyatukan masa lalu dan masa kini. Warga yang melihatnya akan merasa lebih dekat dengan sejarah Palembang,” katanya.

Dengan keberadaan mural bertema duo ratu ini, lomba Grafiti membuktikan bahwa dinding kota bisa menjadi ruang dialog: bukan hanya untuk memperindah, tetapi juga untuk menghidupkan kembali sejarah, mengapresiasi kepemimpinan, dan menginspirasi generasi mendatang.

Halaman:

Tags

Terkini