pariwisata-kebudayaan

Sekda Ratu Dewa Mengakui Palembang Tak Punya Sarana-Prasana Kesenian dan Olahraga yang Refresentatif

DNU
Senin, 27 Februari 2023 | 19:48 WIB
AMPCB diwakili Vebri Al Lintani, Ali Goik, Heri Mastari, Avir, Dudy Oskandar, Mang Dayat memenuhi undangan Sekda Palembang Drs Ratu Dewa Msi untuk berdiskusi terkait permasalahan tersebut, Senin (27/2) di ruang tamu Sekda kota Palembang.

 

Ketikpos.com -- Sekda Palembang Drs Ratu Dewa, MSi mengakui saat ini belum ada sarana dan parasarana yang refresenatif terkait kesenian dan olahraga.

Ratu Dewa mengaku sengaja mengundang pihak AMPCB terkait konsen Pemkot Palembang terhadap bidang olahraga dan kesenian.

“Dan sering aku utarakan perhatian pemerintah kuranglah di dua bidang ini, satu berkaitan sarana dan prasarana olahraga. Jujur saja belum ada sarana olahraga milik Pemerintah Kota Palembang yang refresentatif. Begitupun seni, belum ada balai atau apapun namanya yang memang punya Pemerintah Kota untuk kesenian yang ada sarana olahraga milik provinsi di Jaka Baring. Memang hari ini secara pribadi aku nilai ini harus jadi perhatian,” katanya.

Karenanya, dia  berjanji mengajak pihak Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) dalam waktu dekat untuk bertemu Walikota Palembang guna membahasa persoalan terkait darurat cagar budaya yang disuarakan para seniman, sejarawan, dan budayawan Palembang ini. Selain, mengupas juga sarana dan prasarana olahraga dan kesenian yang memadai dii ibukora provinsi ini.

"Tentunya akan juga dihadirkan pihak terkait. Kalau berkenan kita bersama-sama dan saya akan dampingi bertemu Pak Wali menyampaikan hal-hal tadi yang aku pikir argumentatiflah. Secara pribadi aku sangat setuju dan mendukung apa yang disampaikan,” katanya saat menerima perwakilan AMPCB yang memang diundang ke ruang kerjanya, Senin (27/2/2023)

Perwakilan AMPCB terdiri dari Vebri Al Lintani, Ali Goik, Heri Mastari, Avir, Dudy Oskandar, dan Mang Dayat memenuhi undangan Sekda Palembang Drs Ratu Dewa Msi untuk
berdiskusi terkait permasalahan tersebut.

Hadir Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan, Sosial dan Kemasyarakatan Kota Palembang Zanariah, S.IP., M.Si, dan mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang Suparman Romans.

Terkait aksi demo yang dilakukan AMPCB ke Pemkot Palembang soal darurat cagar budaya di Palembang, Ratu Dewa mengapresiasi.

“Hari ini kita bisa sharing sama-sama, masukan dan sara dan sini. Akan aku sampaikan ini ke Pak Walikota tentang beberapa persoalan bukan sarana seni saja yang lain-lain juga,” katanya.

Sementara Vebri Al Lintani menjelaskan memang pihaknya beberapa waktu lalu melakukan aksi Palembang Darurat Cagar Budaya di Pemkot Palembang.

“ Ini kamia angkat karena beberapa hari ini ada berita tentang perusakan Mang Pangeran Kramajaya, gua Jepang di Ario Kemuning tidak terawat dan Balai
Pertemuan yang banyak barangnya dicuri. Itu cagar budaya, dan menurut Kepala Dinas Kebudayaan Agus Rizal, Balai Pertemuan diusulkan menjadi Taman
Budaya dan mendapat respon positip dari Pak Walikota. Hanya saja teman-teman Dewan Kesenian berdiskusi ingin namanya bukan Taman udaya tapi Gedung Kesenian.
Apapun namanya itu merupakan sarana dan prasarana kesenian. Terakhir itu kami denger Balai Pertemuan diserahkan ke Baznas. Tapi waktu aksi kami itu belum
menyinggung soal kerusakan,” katanya.


Ketika itu, sebelum aksi ke Pemkot Palembang, pihaknya berkumpul di Balai Pertemuan, "Sampai di Balai Pertemuan kami sangat terkejut dan emosi melihat Balai
Pertemuan yang rusak parah dan banyak barang yang hilang. Padahal, Balai Pertemuan itu adalah cagar budaya
yang masuk masuk dalam Kawasan Cagar Budaya BKB dan berada di belakang Kantor Walikota Palembang," paparnya.


Dan Balai Pertemuan, menurut Vebri, bisa menjadi sarana kesenian dan budaya di kota Palembang.
Selain itu Vebri menyinggung kawasan sekitar Balai Pertemuan
yang merupakan kawasan sungai (water front city) dan basis budaya sebagai basis wisata. Ini terkait RTRW kota Palembang yang dinilainya tidak konsisten diangkat
Pemkot Palembang.

Halaman:

Tags

Terkini