Aksi AMPCB Bawa Korek Kuping ke DPRD

photo author
DNU
- Jumat, 17 Februari 2023 | 14:57 WIB
korek kuping (cotton bud0 raksasa disiapkan Aliansi masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) dalam aksinya terkit darurat cagar budaya di Palembang. Aksi dilakukan di DPRD Palembang, Jumat (17/2/2023)
korek kuping (cotton bud0 raksasa disiapkan Aliansi masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) dalam aksinya terkit darurat cagar budaya di Palembang. Aksi dilakukan di DPRD Palembang, Jumat (17/2/2023)

KetikPos.com -- Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) melakukan aksi damai ke DPRD Palembang terkait kondisi darurat cagar budaya di Palembang.

Sebuah korek kuping (cotton bud) sebagai simbol bahwa pimpinan di Palembang dianggap tak mendengar aspirasi dan keinginan warganya.

"Tidak sedkit cagar budaya di Palembang tak terawat dan kondisinya memprihatinkan. Kami sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi, tapi tidak direspon oleh pihak Pemkot Palembang," kata Koordinator AMPCB Vebri Alintani dis ela-sela aksinya, Jumat (17/2/2023).

Dalam aksinya yang diterima tiga orang wakil rakyat, Duta Wijaya Sakti, Pomi Wijaya, dan Ridwan Saiman, para seniman, sejarawan dan budayawan ini melakukan mimbar seni.

Eddy Pahyuni yang memagang korek kuping melakukan aksi seolah membersihkan kuping rekannya sesama pelaku aksi.

Mimbar seni yang disajikan aliansi, mulai dari pembacaan pembcaan puisi oleh Heri Mastari dan Anto Narasoma, pertunjukan kuntau (beladiri khas Palembang) oleh Laskar Palembang, lalu menyanyikan lagu Tua di Kota Tua karya Ali Goik. Juga, aksi teaterikal  oleh Hasan, seniman teater Dewan Kesenian Palembang.

Dalam pernyataan sikapnya, AMPC antara lain meminta agar Balai Pertemuan yang kondisinya memprihatinkan dan terlantar bisa dijadikan gedung kesenian.

"Juga diharapkan adanya pertanggungjawaban dan perhatian atas kerusakan beberapa cagar budaya yang ada di Palembang," ujar Vebri.

Sementara itu Qusoi dalam orasinya juga merminta agar anggota  DPRD dapat memfasilitasi dan memback up keinginan dan aspirasi masyarakat terkait aktivitas seni dan cagar budaya.

"Kami ingin pemimpin dapat mendengar dan merespon keinginan warganya. Makanya, kami bawakan korek kuping agar mereka sadar dan bisa merespon kondisi yang ada," teriaknya.

Sementara itu, Wahyudi dalam orasinya juga menyatakan harapannya agar seniman dan budayawan diperhatkan 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X