KetikPos.com— Menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024, Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) membeberkan hasil survei terbaru mengenai pemilih kuat (massive) dan pemilih lemah (weakness) dari dua pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Musi Banyuasin (Muba).
Dua pasangan yang bersaing, yakni Toha Tohet-Rohman dan Lucianty-Safaruddin, belum ada yang berhasil mencapai dukungan pemilih kuat di atas 50%, menciptakan pertarungan politik yang semakin sengit.
Arianto, ST, MT, M.IKOM, POL, Direktur Eksekutif LKPI, mengungkapkan bahwa saat ini elektabilitas pemilih kuat dari kedua Paslon masih berkisar antara 30% hingga 39%.
"Peluang keduanya sangat terbuka, apalagi setelah tidak majunya H. Apriyadi dan Beni Hernedi di Pilkada. Untuk bisa dianggap aman, dukungan elektabilitas Paslon harus mencapai lebih dari 50%, minimal seminggu sebelum hari pencoblosan," jelas Arianto dalam paparannya di Jakarta, Rabu (18/9).
Menurutnya, meski kedua Paslon secara umum memiliki elektabilitas yang kompetitif, sebaran pemilih kuat dan lemah menjadi kunci yang harus diperhatikan.
"Elektabilitas absolut bukan segalanya. Penting untuk menganalisis lebih dalam sebaran pemilih kuat dan lemah, karena tingginya elektabilitas umum tak selalu berarti banyaknya pemilih kuat. Inilah yang menjadi tantangan bagi kedua Paslon," tegasnya.
Arianto, yang memiliki pengalaman lebih dari 26 tahun dalam survei opini publik, mengingatkan bahwa Paslon perlu memperkuat dukungan dari pemilih kuat mereka sambil merangkul pemilih lemah dan massa mengambang (undecided voters) yang jumlahnya masih signifikan.
"Kerja keras diperlukan untuk memastikan pemilih kuat tetap solid dan sekaligus mengambil hati mereka yang belum menentukan pilihan," lanjut mantan peneliti LSI ini.
Lebih lanjut, Arianto menyarankan agar strategi kampanye kedua Paslon fokus pada basis massa di tingkat kelurahan dan desa.
"Pastikan pemilih kuat tidak beralih ke Paslon lain. Selain itu, segera lakukan pendekatan di wilayah-wilayah yang masih didominasi pemilih mengambang. Jika pemilih kuat bisa menembus angka 50% seminggu sebelum pencoblosan, biasanya Paslon tersebut sulit dikejar," ungkapnya.
Ketika diminta mengungkapkan siapa Paslon yang saat ini unggul dalam elektabilitas, Arianto menolak memberikan angka spesifik.
Namun, ia menyinggung adanya tren peningkatan elektabilitas yang signifikan pada pasangan Toha Tohet-Rohman. "Aliran dukungan elektabilitas dari H. Apriyadi cenderung mengarah kepada Toha Tohet-Rohman, membuat mereka tampil lebih kompetitif dalam survei terbaru," tutup Arianto.
Dengan hasil survei ini, semakin jelas bahwa Pilkada Muba 2024 akan menjadi ajang yang penuh ketidakpastian, di mana setiap langkah kampanye bisa menjadi penentu kemenangan. Pertarungan kedua Paslon tidak hanya soal mengamankan pemilih kuat, tetapi juga menarik massa yang masih belum menentukan pilihan hingga saat-saat terakhir.