ketikPos.com – April 2025, sebuah video pernyataan mengejutkan beredar. Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, menyatakan mengundurkan diri.
Namun anehnya, pengunduran diri itu tak kunjung dikabulkan Presiden Prabowo Subianto. Hasan tetap menjalankan tugasnya, seolah-olah video itu hanya angin lalu.
Lima bulan berselang, tepat pada 17 September 2025, reshuffle kabinet besar-besaran akhirnya jadi jalan keluar. Nama Hasan resmi digantikan oleh Angga Raka Prabowo, mantan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital.
Inilah momen yang oleh banyak pihak disebut sebagai “pengunduran diri Hasan yang baru benar-benar diterima.”
Dari Lantang Jadi Sunyi
Awal masa jabatannya, Hasan dikenal sebagai figur komunikasi yang berani. Pernyataannya tajam, terkadang konfrontatif, hingga sempat membuatnya populer.
Namun popularitas itu justru berbalik arah. Sejumlah pernyataan dinilai blunder, isu penggunaan anggaran mengemuka, dan dukungan publik pun makin tipis.
Di tengah badai kritik, Hasan tetap hadir di ruang-ruang resmi, meski sudah jarang tampil di panggung publik. “Ia seperti menunggu pintu keluar dibukakan,” ujar salah satu pengamat politik yang mengikuti kiprah Hasan di lingkaran dalam Istana.
Reshuffle: Restu yang Ditunggu
Reshuffle kabinet ketiga era Prabowo bukan hanya soal menteri-menteri strategis, tetapi juga soal wajah komunikasi Istana. Hasan akhirnya dilepas, Angga Raka diangkat.
Bagi banyak orang, keputusan ini menutup bab panjang tarik ulur antara Hasan dan Presiden.
Bagi Hasan, video mundur April lalu kini menemukan titik akhir: restu Presiden yang datang terlambat.
PR Berat untuk Angga
Pergantian ini juga menjadi awal ujian bagi Angga Raka Prabowo. Di era banjir informasi, komunikasi pemerintah adalah medan yang sulit: setiap kalimat bisa jadi headline, setiap pernyataan bisa berubah jadi kontroversi.
Angga dituntut bukan hanya menjaga citra, tapi juga merajut kembali kepercayaan publik terhadap kanal resmi Istana.