Ketikpos.com -- Euforia lolos verifikasi administrasi dan verifikasi faktual belum lagi kering dari sumringah pengurus dan anggota Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), goyangan menerpa parpol besutan I Gede Pesek Suardika ini.
Sedikitnya empat pentolan PKN Sumsel, terdiri dari Sekretaris, Ketua Dewan Penasihat, Wakil Ketua, dan Ketua Biro diinformasikan mengundurkan diri.
Belum lagi genderang perang dimulai, partai belia ini harus menyusun barisan lagi. Meskipun, partai bernomor urut sembilan ini, belum lama mengadakan Rakerda yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum, I Gede Pasek Suardika.
Seperti dilansir dari Sumsel24.com, salah satu di antara pejabat teras yang mundur adalah Sekretaris PKN Sumsel Ir H Syaiful Islam. Sosok ini merupakan mantan Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumsel di era pimpinan H Sarjan Taher dan pernah menjabat anggota DPRD Sumsel.
Syaiful Islam bersama tiga tokoh Sumsel dikabarkan mundur dari kepengurusan Pimda PKN Sumatera Selatan.
Hal ini dibenarkan oleh Syaiful Islam saat awak media mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon seluler.
"Saya bersama tiga rekan lainnya, yaitu Drs H Noviarman Kailani selaku Ketua Dewan Penasihat, H Amirul Husni, SH selaku Wakil Ketua, dan Suprianto, SP selaku Ketua Biro Tani dan Nelayan. Kami menyatakan berhenti dan mengundurkan diri dari PKN Sumatera Selatan," jelas Syaiful Islam yang juga mantan aktivis HMI dan Pengurus KAHMI ini.
Mereka telah menyatakan pamit dan berterima kasih atas persaudaraan dan persahabatan yang terjalin selama ini. Itu disampaikan secara tertulis di atas meterai.
Menurut Syaiful, kemunduran pengurus Pimda PKN Sumsel ini terjadi karena ketidaksejalanan pandangan soal strategi, mekanisme, dan tata kelola partai . Inilah, yang menurut mereka, menjadikan lebih baik mundur.
“Kami sudah membantu Bu Luci (Hj Lucianty), Ketua Pimda PKN Sumsel, red) sebagai ketua Pimda dan meloloskan PKN Sumsel, sebagai peserta pemilu. Tapi dalam perjalanan ada sedikit cara pandang soal strategi, soal mekanisme, dan tata kelola yang menurut kami lebih baik mundur,” ucapnya.
Syaiful Islam mengatakan bahwa mereka ingin ada konsolidasi yang masif dan strategi yang matang sebagai partai baru. Namun, komunikasi dan mekanisme organisasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
"Tidak sejalan dengan leadership dan tata kelola partai. Kami ingin ada konsolidasi yg masif dan strategi yang matang sebagai partai baru komunikasi dan mekanisme organisasi tidak berjalan sesuai yang diharap," tutup Syaiful Islam