KetikPos.com - Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Training of Trainer (TOT) di Hotel Emilia Palembang, Selasa (14/02/23).
Kegiatan ini untuk menciptakan saksi handal, yang akan bertugas untuk mengamankan suara PKB pada pemilu 2024 mendatang. Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPW PKB Sumsel, Drs Ramlan Holdan usai membuka kegiatan tersebut.
“PKB sengaja memberikan pembekalan kepada para saksi partai, agar mereka faham dengan tugas dan fungsinya saat pemilu mendatang,” ujar Ramlan Holdan.
Dikatakan Ramlan, penguatan saksi ini sangat perlu. Karena saksi menjadi salah satu ujung tombak dari perjuangan partai. "Oleh karena itu, dalam TOT ini, para saksi tidak hanya diberikan pemahaman tentang tugas dan fungsinya,"kata Ramlan Holdan.
Lanjut Ramlan, para saksi juga diajarkan tentang cara pemanfaatan tekhnologi yakni Handphone, untuk mengamankan suara partai.
“Kita akan meminta semua saksi kita untuk memfoto atau memvideokan hasil surat suara dari semua TPS,"ungkap Ramlan Holdan.
Saat disinggung masalah penggunaan kotak dan bilik suara kardus, Kader PKB yang juga mantan Kabareskrim Polri, Komjen. Pol. Drs. H. Susno Duadji, S.H., M.Sc menuturkan penggunaan kotak dan bilik suara kardus bisa dipastikan tidak aman dan rawan akan terjadinya tingkat kecurangan.
“Oleh sebab itu, kami akan terus memperkuat saksi. Dan kami juga meminta mereka semua memfoto hasil rekap suara setiap tahapan. Sehingga apabila terjadi perbedaan hasil rekap suara di TPS, maka kita punya dasar untuk melakukan protes,”ungkap Susno Duadji.
Saat ditanya soal keputusannya untuk terjun ke dunia politik dan bergabung ke PKB, Pria keturunan asli basemah ini mengatakan dirinya pilih bergabung ke PKB karena dari sejumlah partai yang ada, PKB adalah yang paling cocok dengan dirinya.
“Selain itu, PKB adalah partai Islam yang sangat mencintai negara dan bangsa. Bahkan PKB adalah founding father bangsa ini,"ujarnya.
Dimana menurut Susno, bangsa ini bisa merdeka berkat perjuangan dan peran para dari kiai. Bahkan kiai NU mengatakan perjuangan adalah wujud dari mencintai iman dan Islam.
“Karena saya sudah pensiun, maka saya salurkan pengabdian saya ke PKB. Hal itu bukan karena saya ingin jadi anggota dewan atau kepala daerah. Tetapi ini murni untuk membantu masyarakat bangsa ini,” kata pria kelahiran Pagar Alam, 01 Juli 1954 silam yang sekarang lagi menggeluti profesi jadi petani sukses di Pagar Alam
