Master Plan Jembatan Ampera Palembang, Seperti Ini

photo author
DNU
- Sabtu, 20 Januari 2024 | 09:55 WIB
Master plan Jembatan Ampera koleksi pribadi Anwar Rivai (tangkapan layar laman @Palembangdalamsketsa )
Master plan Jembatan Ampera koleksi pribadi Anwar Rivai (tangkapan layar laman @Palembangdalamsketsa )

 

 

 
KetikPos.com -- Jembatan Ampera tentu tidak bisa berdiri begitu saja tanpa keterlibatan pihak-pihak tertentu.

Untuk Jembatan Ampera, ternyata kehadiran Kolonel Harun Sohar dan Ir Indra Tjahja dalam perencanaan dan pembangunan Jembatan Musi di Palembang merupakan awal dari serangkaian langkah-langkah menuju realisasi proyek monumental ini.

Persetujuan dan Perintah Pembangunan:

Kolonel Harun Sohar dan Ir Indra Tjahja, bersama-sama dengan Ketua Koordinator Pembangunan Peperda Sumatra Selatan, Ir Indra Tjahja, bertemu dengan Presiden untuk mendiskusikan rencana pembangunan Jembatan Musi.
 
 
Dalam pertemuan tersebut, Presiden memberikan persetujuan dan perintah pembangunan Jembatan Musi dengan menggunakan dana Pampasan Perang Jepang.
Pemilihan Pemborong Jepang:

Proyek Jembatan Musi diberikan kepada perusahaan pemborong Jepang, Fuji Shario Manufactur Co Ltd, yang memiliki pengalaman dalam membangun jembatan di berbagai negara Asia.
 
Fuji Shario merupakan perusahaan yang dipercaya untuk mengeksekusi proyek ini dan memiliki perwakilan di Indonesia, yaitu Moestika Ratoe Trading Co Ltd.
 
 
Presentasi Masterplan di Bangkok:

Fuji Shario memenangkan tender pembangunan dengan model "naik turun" agar lalu lintas kapal laut tidak terhambat.
 
Masterplan jembatan tersebut dihadirkan dalam presentasi di Bangkok, Thailand, menunjukkan tingkat keahlian dan kualitas proyek ini secara internasional.
 
Persiapan dan Kedatangan Ahli Jepang:

Persiapan untuk memulai pekerjaan dilakukan, dan pada awal Februari 1961, dua insinyur Jepang, T Ogawa dan K Yokota dari Fuji Shario, tiba di Jakarta.
 
Kedatangan mereka diarahkan untuk merundingkan perubahan teknis sesuai petunjuk Presiden Soekarno.
 
 
Pengesahan dan Perubahan Rencana:

Pada 9 Februari 1961, setelah pertemuan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Presiden Sukarno memberikan pengesahan atas rencana pembangunan Jembatan Musi.
 
Soekarno menekankan pentingnya dua menara tinggi agar kapal-kapal besar dapat melintas di bawahnya, serta adanya restoran di puncak menara untuk keperluan wisata.
 
Desain "Bascule" dan Spesifikasi:

Ahli dari Fuji Shario datang ke Jakarta untuk menyusun gambar rancangan jembatan, yang sesuai dengan keinginan Presiden, menjadi jembatan "bascule" yang dapat dibuka untuk kapal-kapal.
 
Jembatan memiliki panjang sekitar 340 meter, lebar 25 meter, dan bagian yang dapat digunakan untuk lalu lintas selebar 16 meter.
 
Kunjungan Tim Pembangunan ke Palembang:

Pada 18 Februari 1961, tim pembangunan dari Pusat, dipimpin oleh Ir Djoko, dan tim planologi, dipimpin oleh Suparman, berkunjung ke Palembang.
 
Tim ini melakukan peninjauan dan pemeriksaan teknis serta perancangan rencana masa depan terkait dengan keberadaan Jembatan Musi.
 
Master Plan Menara Jembatan Ampera koleksi pribadi Anwar Rivai
Master Plan Menara Jembatan Ampera koleksi pribadi Anwar Rivai (tangkapan layar laman @Palembangdalamsketsa)
Pembangunan dan Karakteristik Jembatan:

Proyek pembangunan Jembatan Musi dimulai, dan dalam 41 bulan, jembatan selesai dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter, dan tinggi di atas permukaan air 11,50 meter.
 
Bagian tengah jembatan, seberat 944 ton, dapat diangkat vertikal dengan kecepatan 10 meter per menit untuk lalu lintas kapal.
 
 
Fungsi Wisata dan Perekonomian:

Desain jembatan mencakup fungsi wisata dengan restoran di puncak menara.
 
Tinggi menara 63 meter memungkinkan pemandangan yang indah, dan restoran menambah daya tarik pariwisata.
 
Perubahan Rencana dan Tim Planologi:
 
Seiring dengan perubahan kebutuhan, tim planologi terus merancang rencana-rencana masa depan terkait dengan keberadaan Jembatan Ampera.
 
Pada tingkat lokal, pertemuan dan peninjauan dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebijakan dan perubahan kondisi.
 
Konservasi dan Pemeliharaan:

Pembangunan mencakup pemilihan bahan konstruksi, seperti batu-batu granit dari Bangka, untuk menutup badan jembatan.
 
Perhatian khusus diberikan pada pemeliharaan dan konservasi jembatan sebagai warisan budaya dan infrastruktur vital.
 
 
Jembatan Ampera di Palembang, dengan sejarah dan karakteristik uniknya, menjadi simbol kemajuan dan identitas kota, menghubungkan masa lalu dan masa depan.

Keberhasilan proyek ini membuktikan kerja sama lintas negara dan komitmen terhadap pembangunan infrastruktur yang monumental.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X