Jembatan Ampera Palembang: Melintasi Sejarah Penghubung Sungai Musi dengan Megah dan Elegan

photo author
DNU
- Sabtu, 6 Januari 2024 | 07:47 WIB
Jembatan Ampera saat masih menjadi satu-satunya penghubung Palembang Ilir dan Plembang Ulu. (muhamad nasir)
Jembatan Ampera saat masih menjadi satu-satunya penghubung Palembang Ilir dan Plembang Ulu. (muhamad nasir)

KetikPos.com -- Jembatan Ampera, kini memang bukan satu-satunya jembatan penghubung yang membentang di Sungai Musi.

Sekarang, sudah ada Jembatan Musi II, Musi IV, Musi VI khusus kendaraan di jalan raya.

Dan jembatan LRT, khusus kendaraan di atas rel. tang letaknya berdampingan dengan Jembatan Ampera.Baca

Juga: Monumen Perjuangan Rakyat Palembang: Menelusuri Jejak Heroisme Perang Lima Hari Lima Malam

Jembatan Ampera. kini salah satu ikon megah yang merentang di atas Sungai Musi, bukan sekadar saluran transportasi.

Ia adalah saksi bisu perjalanan sejarah dan penderitaan rakyat, dengan keindahan arsitekturnya yang terus memikat hati setiap mata yang memandang.

Di tengah-tengah kota Palembang, jembatan ini tidak hanya menghubungkan dua bagian kota tetapi juga memperkaya jiwa kota ini dengan keanggunan dan keharuman sejarah.

Jejak Sejarah

Gagasan untuk menyatukan Seberang Ulu dan Seberang Ilir dengan jembatan sudah muncul sejak zaman Gemeente Palembang pada tahun 1906.

Baca Juga: Perang Lima Hari Lima Malam, Korbannya Lebih 2.000 Beda Perlakuan dengan Perang di Surabaya Maupun Semarang

Namun, perjalanan untuk mewujudkannya penuh liku dan tantangan.

Setelah perjuangan panjang, ide ini akhirnya mendapat lampu hijau dari Presiden Soekarno pada tahun 1961, dengan persyaratan menarik agar boulevard ditempatkan di kedua ujung jembatan.

Dari Bung Karno ke Ampera


Awalnya dinamai Jembatan Bung Karno, jembatan ini menjadi saksi perubahan namanya menjadi Jembatan Ampera pada tahun 1966 setelah pergolakan politik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X