Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok tanam yang menghasilkan : kopi, beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran.
Mereka juga beternak kambing, kerbau, ayam, itik, bebek, dll. Mereka tidak mencari nafkah di sektor perikanan walaupun tinggal di tepi sungai.
Orang Lintang adalah penganut Islam yang cukup kuat.
Hal ini terlihat dengan banyaknya masjid-masjid dan pesantren untuk melatih kaum mudanya.
6. Suku Kayu Agung
Suku Kayu Agung berdomisili di Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibu kotanya Kayu Agung.
Wilayah ini dialiri sungai Komering. Bahasanya terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Kayu Agung dan dialek Ogan.
Mata pencaharian suku ini bertani, berdagang, dan membuat gerabah dari tanah liat.
Bentuk pertanian kebanyakan bersawah tahunan karena daerahnya terdiri dari rawa-rawa. Jadi sawah hanya dikerjakan saat musim hujan.
Suku Kayu Agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka juga mempertahankan kepercayaan lama, yaitu kepercayaan mengenai dunia roh.
Suku Kayu Agung percaya bahwa roh-roh nenek moyang dapat mengganggu manusia.
Oleh karena itu, sebelum mayat dikubur harus dimandikan dengan bunga-bunga supaya arwah roh yang mati lupa jalan ke rumahnya.
Mereka juga percaya akan dukun yang membantu dalam upacara pertanian, baik saat menanam maupun saat panen.
Selain itu ada tempat-tempat keramat yang mereka anggap sebagai tempat bersemayamnya para arwah.
7. Suku Lematang