Pemilu Damai, Aman, dan Jujur: Misa Ekaristi dan Doa Peneguhan Calon Anggota Legislatif di Katedral St. Maria Palembang

photo author
- Jumat, 9 Februari 2024 | 08:48 WIB
Foto bersama di Katedral St. Maria Palembang (Dok Ist/KetikPos.com)
Foto bersama di Katedral St. Maria Palembang (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com - Sebagai bentuk dukungan moral dan doa untuk kesuksesan Pemilu 2024 yang damai, aman, dan jujur, serta peneguhan bagi para calon anggota legislatif katolik, Komisi Kerasulan awam bersama umat Katolik Katedral Kota Palembang berkumpul dalam Misa Ekaristi khusus yang diadakan di Katedral St. Maria Palembang pada Kamis, 8 Februari 2024.

Misa yang dipimpin oleh Uskup Agung Mgr Yohanes Harun Yuwono ini dihadiri oleh umat Katolik katedral St.Maria , utusan ormas katolik serta para calon anggota legislatif.

Dalam pengantar ekaristi, Romo Agustinus Riyanto SCJ, Moderator Komisi Kerawam Keuskupan Agung Palembang menyampaikan bahwa misa kudus ini secara khusus untuk mendoakan proses pemilu agar berlangsung aman, jujur dan damai juga sebagai bentuk dukungan nyata dari gereja bagi umat katolik yang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif.

Uskup agung keuskupan agung palembang, mgr yohanes harun yuwono dalam khotbahnya menekankan pentingnya menjaga suasana damai dan penuh toleransi selama periode kampanye dan pemilihan.

Mengutip pesan sidang kwi tentang pemilu beliau menyampaikan kembali tentang
berjalan bersama menuju indonesia damai .

“Kita diajak berjalan bersama bukan hanya orang katolik dengan orang katolik, tetapi dengan semua orang dengan latar belakang agama apapun.

Berjalan bersama bukan caleg katolik dengan caleg katolik lainya, tetapi dengan semua caleg dari latar belakang partai apapun. Kita berjalan bersama dengan semua anak bangsa Republik Indonesia ini.”

“Umat katolik adalah kelompok kecil yang mungkin tidak diperhitungkan, namun kita sama semartabat sederajat dengan komunitas lima agama lainnya, karena kita sama –sama diakui secara resmi oleh pemerintah.

Komunitas katolik yang kecil ini telah berkontribusi dalam hal hal yang tidak kecil, peristiwa sumpah pemuda hari pertama dimotori oleh banyak pemuda pemudi katolik, sehari sebelum tercetusnya ikrar Sumpah Pemuda,

Kongres Pemuda II digelar di Gedung Katholieke Social Bond (KSB, Perhimpunan Sosial Katolik) pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Gedung tersebut terletak di area Gereja Katedral, Jakarta.

Di gedung tersebut, anggota KSB dan Katholieke Jongenlingen Bond (Perhimpunan Pemuda Katolik) berkumpul dan beraktivitas.

Juga bagaimana peran para pahlawan nasional seperti Mgr. Albertus Soegijapranata yang berperan dalam diplomasi dan pengakuan kemerdekaan Indosia oleh Negara Vatikan, WR Supratman pencipta lagu Indonesia Raya, Agustinus Adisoetjipto yang namanya diabadikan sebagai nama lanud Jogjakarta , Ignatius slamet riyadi sebagai penggagas kopassus,

Jenderal Raden Oerip Soemohardjo kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama. Marsekal Pertama TNI Anakletus Tjilik Riwut penerjun payung pertama dari Kalimantan dan tokoh pemersatu 142 suku Dayak untuk bergabung dengan Indonesia., Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono dengan Kasimo plannya,

Karel Sadsuitubun satu-satunya polisi yang menjadi korban peristiwa G30S-PKI, Yosaphat Soedarso, Robert Wolter Mongonsidi, Herman Fernandez juga bagaimana peran lembaga lembaga katolik seperti seminari menengah Mertoyudan yang didirikan sejak 1912, menjadi cikal bakal lahirnya Kepolisian Republik Indonesia, Tahun 1946 percetakan Kanisius (kini PT Kanisius), dipercaya oleh pemerintah republik Indonesia untuk mencetak ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) dsb.”tutur Uskup Agung Ketua Kerawam KWI ini dalam khotbahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yanti

Tags

Rekomendasi

Terkini

X