"Seiring dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sumsel, adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan Teknis ISPO kepada para Pekebun kelapa sawit," terang dia.
Terang Agus Darwa, untuk Sumsel sendiri capaian ISPO sendiri sudah mencapai di atas 50 persen begitu juga dengan perusahaan, sehingga diharapkan 2025 akhir seluruh perusahaan sudah ISPO dan 2027 seluruh pekebun kelapa sawit di Sumsel sudah mendapatkan sertifikat ISPO.
“Diharapkan,bagi perusahaan yang belum untuk secepatnya mendapatkan sertifikat ISPO begitu juga dengan pekebun kelapa sawit,"terang dia
Oleh sebab itu, lanjutnya, di harapkan dengan adanya program pelatihan ini dapat meningkatkan ISPO untuk petani.
Agus Darwa juga menjelaskan kendala yang belum tersertifikasi yakni dari faktor teknis dan non teknis. Karena untuk mengikuti sertifikasi ISPO ada pembayaran. Sedangkan petani baik individu maupun kelompok keuangan terbatas.
Selain itu dan kendala lainnya sebagian perusahaan menganggap kebunnya sudah baik menunda untuk sertifikasi ISPO.
“Padahal ini merupakan salah satu syarat karena sawit merupakan komoditi ekspor yang harus memenuhi persyaratan jika tidak maka ekspor kita akan gagal dan ditolak oleh negara konsumen,” ungkap Agus Darwa
Sementara itu, Direktur Utama PT SIB, Andi Yusuf Akbar. S.Sos menerangkan bahwa pelatihan ISPO kali ini diikuti sebanyak 76 peserta, yang terdiri dari 26 peserta dari Kabupaten Mubda dan 50 peserta dari Muara Enim.
"Peserta akan dibagi menjadi tiga kelas dan akan menerima materi dari para narasumber yang berkompeten dibidang ISPO," jelasnya.
Menurut Andi, Pelatihan ISPO bagi petani sawit bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang praktik-praktik berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Para petani sawit ini akan mendapatkan materi tentang Pengelolaan Lahan, petani akan diajarkan tentang pentingnya pengelolaan lahan yang berkelanjutan, termasuk pemilihan lokasi yang tepat, pengendalian erosi, dan pengelolaan air," terang dia
Kemudian Penggunaan Pupuk dan Pestisida. "Petani akan diberikan informasi tentang penggunaan pupuk dan pestisida yang bijaksana, termasuk dosis yang tepat, pengelolaan limbah, dan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan," ungkap dia.
Selanjutnya tentang konservasi Keanekaragaman Hayati. Pelatihan akan mencakup pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi habitat alami, mengurangi kerusakan hutan, dan mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
Hak Tenurial dan Hubungan Masyarakat. Petani akan diberikan pemahaman tentang hak-hak tenurial mereka dan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, termasuk pengelolaan konflik lahan dan pemenuhan tanggung jawab sosial.
Kemudian tentang peningkatan Produktivitas. Pelatihan akan fokus pada teknik-teknik budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, termasuk pemilihan bibit yang unggul, pengelolaan penanaman, dan perawatan tanaman yang efektif.