Kisah Haru di Balik Keindahan Masjidil Haram

photo author
- Jumat, 28 Juni 2024 | 18:48 WIB
Masjidil Haram
Masjidil Haram

 

KetikPos.com - Di tengah gemerlap dan keagungan Masjidil Haram, tak terhitung kisah-kisah mengharukan yang dialami oleh para jemaah haji.

Salah satunya adalah pengalaman Ishaq Zubaedi Raqib, anggota Media Centre Haji (MCH) Daker Makkah, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membantu para jemaah yang menghadapi kesulitan.

Pada malam itu, tepat pukul 00.30 WAS, Ishaq mendapat panggilan dari seorang muwadzdzafah Arab Saudi untuk membantu pasangan lansia yang tertinggal dari rombongan mereka. Pasangan ini, meskipun telah menyelesaikan rukun dan wajib haji, kembali ke Masjidil Haram karena rindu mengitari Ka'bah lagi.

Mereka terdampar di tengah lautan manusia, hanya berdua di tengah gelombang mutawwif.

Tantangan di Tengah Malam

Dalam perjalanan membantu pasangan tersebut, Ishaq harus menghadapi berbagai rintangan. "Ini adalah kasus ketiga dalam setengah malam," kata Ishaq. Sebelumnya, di Babul Umrah, ia bertemu dengan seorang jemaah asal Bangkalan yang kehilangan istrinya.

Meski hanya bisa berbahasa Madura, jemaah itu dengan tegar menceritakan keinginannya untuk melihat Ka'bah lagi.

Tak lama kemudian, Ishaq bertemu dengan dua jemaah dari Aceh, salah satunya sudah lansia dan terlihat sangat lelah setelah menyelesaikan empat putaran tawaf. Kakinya bergetar dan keringatnya mengucur deras, namun semangatnya untuk beribadah tak pernah padam.

Dedikasi dan Keikhlasan

Setelah membantu jemaah asal Bangkalan dan Aceh, Ishaq melanjutkan perjalanan membantu pasangan lansia dari SOC hotel 502 menuju Syib Amir. Meski sudah larut malam, Ishaq tetap sabar dan penuh perhatian.

Ketika akhirnya tiba di hotel pada pukul 03.26 WAS, momen haru terjadi saat ibu dari pasangan tersebut menyelipkan riyal ke tangan Ishaq sebagai tanda terima kasih. "Tidak, Ibu! Saya senang bersama Ibu," kata Ishaq sambil menolak dengan lembut.

Pentingnya Keselamatan dalam Beribadah

Kisah ini mengingatkan kita semua bahwa meskipun rasa rindu untuk beribadah di Ka'bah sangat besar, penting untuk selalu mempertimbangkan risiko dan menjaga keselamatan diri. KH Abdul Moqsith Ghazali, konsultan haji, sering mengingatkan jemaah akan pentingnya keselamatan. "Kalau bisa hidup di jalan Allah, kenapa sebagian kita masih suka memilih mati di jalan Allah?" katanya sambil tertawa kecil, mengutip Jamal Banna.

Edukasi dan pengingat dari para konsultan ibadah sangat penting untuk menjaga agar para jemaah tetap aman selama menjalankan ibadah. Keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama, bahkan dalam ibadah haji yang penuh dengan tantangan dan cobaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang Ketik Pos

Tags

Rekomendasi

Terkini

X