KetikPos.com- Guna menanggulangi angka pengangguran yang masih menjadi tantangan, Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Evaluasi Penurunan Angka Pengangguran di Palembang” di Hotel Arista, Jumat (1/11/2024).
Acara ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk dari Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), Kementerian Perlindungan Tenaga Kerja Migran Indonesia, Badan Intelijen Strategis Nasional, pihak Imigrasi, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Mewakili Penjabat Wali Kota, Kepala Bappeda dan Litbang Harrey Hadi membuka diskusi dengan paparan data yang menunjukkan tren pengangguran di Palembang.
Berdasarkan survei angkatan kerja pada Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat sebesar 3,97 persen, turun dari tahun sebelumnya sebesar 4,53 persen. Namun, angka tersebut masih menyoroti persoalan keterampilan yang belum sesuai kebutuhan industri.
"Persoalan utama yang kami lihat adalah kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja, yang akhirnya memperbesar angka pengangguran terbuka," kata Harrey.
Selain itu, rendahnya kesadaran pengusaha untuk melaporkan penerimaan tenaga kerja kepada Disnaker, serta kurangnya kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan juga disorot sebagai tantangan utama.
Harrey menambahkan bahwa angka pekerja di sektor formal mencapai 1,60 juta atau 36,59 persen dari total tenaga kerja di Palembang, angka ini mengalami sedikit penurunan sebesar 0,02 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menyadari kondisi ini, Pemkot Palembang melalui Disnaker menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan kewirausahaan sebagai salah satu solusi jangka panjang.
“Entrepreneurship di kalangan generasi muda menjadi salah satu prioritas kami. Ini membutuhkan dukungan penuh dari dunia pendidikan, pemerintah, dan industri agar generasi muda kita mampu menjadi pelaku ekonomi mandiri,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Palembang, Rediyan Deddy Umrien, menambahkan bahwa tantangan lain dalam menurunkan TPT adalah adanya sikap selektif dari para pencari kerja, terutama lulusan universitas yang cenderung mencari pekerjaan dengan standar upah tertentu.
Di sisi lain, banyak lulusan SMA yang masih kekurangan keterampilan praktis, sehingga sulit bersaing.
"Solusi yang perlu diambil adalah melalui peningkatan keterampilan. Kami sudah memberikan pelatihan kepada lebih dari 700 pencari kerja untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja," ungkap Rediyan.
Selain itu, Disnaker Palembang juga berencana meningkatkan jumlah lowongan kerja melalui bursa kerja yang diselenggarakan secara rutin.
Tahun lalu, Disnaker telah membuka hingga 5.000 lowongan, dan tahun depan target ini akan ditingkatkan.