Belajar Tenun Songket bagi Anak Putus Sekolah di Kota Pempek

photo author
DNU
- Rabu, 13 November 2024 | 05:45 WIB
Belajar tenun songket bagi anak putus sekolah (dok)
Belajar tenun songket bagi anak putus sekolah (dok)

KetikPos.com– Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus berupaya untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pelestarian budaya lokal, salah satunya melalui pembukaan Pelatihan Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan (PKW) pada Selasa, 12 November 2024.

Program ini diinisiasi Dinas Perindustrian dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari langkah nyata Pemkot untuk memberikan keterampilan khusus bagi anak-anak putus sekolah di Palembang.

Bertempat di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), sebanyak 50 peserta akan mendapatkan pelatihan intensif seni menenun songket selama 32 hari ke depan.

Pj Wali Kota Palembang, A. Damenta, hadir untuk membuka kegiatan ini secara resmi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan hanya merupakan langkah pemberdayaan generasi muda, namun juga menjadi upaya dalam melestarikan budaya lokal khas Melayu, yaitu songket.

“Pelatihan ini memiliki arti yang mendalam, bukan hanya sekadar kegiatan seremonial atau formalitas belaka. Ini adalah upaya kita bersama untuk mempertahankan tradisi dan keterampilan lokal yang kian langka, sembari mendorong anak-anak putus sekolah ini untuk mandiri secara ekonomi,” ujar Damenta.

Menghidupkan Semangat Wirausaha melalui Keterampilan Budaya

Sebagai bagian dari program PKW, pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan wirausaha berbasis budaya lokal.

Pemkot Palembang berharap melalui pelatihan tenun songket, para peserta memiliki keahlian khusus yang bernilai ekonomi serta keterampilan yang siap digunakan untuk membangun usaha mandiri.

Setiap peserta akan mendapatkan pengetahuan mendalam mengenai teknik tenun songket, dari pengenalan bahan dasar hingga proses penciptaan pola khas yang rumit.

Pj Wali Kota A. Damenta menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya untuk memberikan keterampilan praktis, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya agar seni tenun songket tetap hidup di tengah perubahan zaman.

“Anak-anak kita ini adalah penerus kita, mereka yang akan menjaga budaya kita tetap lestari. Tenun songket bukan hanya kain, tetapi juga simbol dari identitas kita sebagai masyarakat Melayu. Saya berharap melalui pelatihan ini, songket dapat terus dikenali dan dihargai di kalangan generasi muda kita,” lanjutnya.

Dukungan Langsung melalui Alat dan Bahan Produksi

Guna memastikan bahwa pelatihan ini berkelanjutan, seluruh peserta nantinya akan diberikan alat tenun sebagai modal awal mereka setelah program selesai.

Selain itu, berbagai bantuan bahan produksi seperti benang dan peralatan lainnya juga disediakan. Diharapkan, ini bisa membantu peserta langsung mempraktikkan ilmu yang didapat untuk menciptakan produk songket secara mandiri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X