KetikPos.com – Proyek rehabilitasi gedung dan pembangunan ruang komputer di SD Negeri 4 Suak Tapeh, Desa Durian Daun, Kabupaten Banyuasin, diduga mangkrak.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga akhir tahun 2024, aktivitas pengerjaan proyek tersebut terhenti, dan gedung belum rampung dikerjakan.
Proyek yang tertera dalam papan informasi seharusnya selesai dalam 180 hari kalender. Namun, hingga kini, kondisi bangunan masih jauh dari kata selesai, sementara tidak ada tanda-tanda aktivitas pekerja di lokasi.
Menurut informasi yang dihimpun, proyek ini dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat Peduli Pendidikan. Namun, kompetensi kelompok tersebut menuai sorotan.
Salah satu yang dipertanyakan adalah kualifikasi teknis mereka, seperti sertifikat teknik dan kemampuan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan.
Sandi, warga Desa Durian Daun sekaligus anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengungkapkan kekhawatirannya.
Ia menilai proyek yang seharusnya meningkatkan kualitas pendidikan justru menghambat proses belajar-mengajar.
"Anak-anak kami kesulitan belajar karena ruang kelas masih direhabilitasi dan belum selesai. Sekarang mereka terpaksa belajar di mushola," ujar Sandi yang juga selaku wali murid salah satu siswa di sekolah tersebut, Minggu (15/12/2024).
Ia menambahkan, proyek ini memakan anggaran yang tidak sedikit. Pembangunan ruang komputer menghabiskan Rp235.945.000, sedangkan rehabilitasi gedung kelas menelan biaya Rp566.268.000.
"Anggaran yang besar ini harusnya sudah menghasilkan progres signifikan. Tapi hingga sekarang proyek belum selesai.
Kami mempertanyakan ke mana anggaran tersebut digunakan, apalagi tahun sudah hampir berakhir," tegasnya.
Kepala Desa Durian Daun, Supri Suryadi, turut mendesak pihak pelaksana proyek agar segera menuntaskan pekerjaan.
Ia menilai proses belajar-mengajar yang berlangsung di mushola selama enam bulan terakhir sangat tidak optimal.
"Sebagai kepala desa, saya meminta pembangunan ruang komputer dan rehabilitasi ruang kelas segera diselesaikan. Proyek ini sudah berjalan lebih dari enam bulan, dan anak-anak sangat terdampak," ujarnya.