Andreas Okdi Priantoro Dengarkan Keluh Kesah Warga dan Pedagang Kecil Soal Kelangkaan Elpiji 3 Kg

photo author
DNU
- Kamis, 6 Februari 2025 | 15:25 WIB
Anggota DPRD Kota Palembang Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH. (Dok Ist/KetikPos.com)
Anggota DPRD Kota Palembang Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH. (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com – Tak sedikit warga dan para pedagang kaki lima di Palembang, seperti penjual pecel lele, nasi goreng, bakso, cilok, hingga mie tektek, kini kesulitan mendapatkan gas subsidi. 

Hal tersebut, sering dengan kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg sejak 1 Februari 2025. 

Situasi ini mendorong sejumlah warga dan pedagang kecil atau pedagang kaki lima mengadukan keluh kesah mereka kepada Anggota DPRD Kota Palembang Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH., yang turun ke lapangan untuk mendengar aspirasi masyarakat. 

Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro Peringatkan Parkside’s Hotel: Langgar Perizinan, Siap Terima Sanksi

Para pedagang meminta agar kebijakan ini dievaluasi dan pemerintah segera mencari solusi agar gas subsidi tetap mudah diakses.

Keluhan tersebut, seperti di ungkapkan salah satu penjual pecel lele di kawasan Ilir Timur 1 Palembang. Dirinya mengaku harus berkeliling dari satu pangkalan ke pangkalan lain karena stok gas sering kosong.

Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro Serukan Perlunya Perda Sungai Atasi kecelakaan Tongkang di Sungai Musi

"Biasanya saya beli di pengecer dekat rumah, tapi sekarang sudah dilarang. Saya harus cari ke pangkalan, tapi di sana sering habis. Kalau gas tidak ada, saya tidak bisa masak, tidak bisa jualan," keluh pedagang tersebut saat berjumpa dengan Andreas.

Hal serupa juga di ungkapkan seorang penjual nasi goreng di kawasan Ilir Timur II, menyampaikan kebijakan yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg di khawatirkan justru memicu kenaikan harga di pasar gelap.

Andreas Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro Resmi Dilantik Sebagai Ketua LP3KD Kota Palembang Masa Bakti 2024-2029

"Dulu beli di pengecer memang lebih mahal sedikit, tapi setidaknya ada. Sekarang, di pangkalan antre panjang, dan kalau telat sedikit, habis. Pedagang kecil seperti kami jadi semakin sulit," ujarnya kepada Andreas. 

Keluhan serupa juga datang dari penjual mie tetek di Kawasan Benteng Kuto Besak, yang mengaku terpaksa mengurangi jam operasional karena sulit mendapatkan gas.

Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro (AOP): Metamorfosis dari Aktivis ke Rumah Rakyat

"Biasanya saya buka sampai tengah malam, sekarang sering tutup lebih cepat karena gas habis. Kalau terus begini, pendapatan saya turun, keluarga saya kena dampaknya," ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X