Dengan semakin berkembangnya industri olahan kelapa, tidak hanya petani yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pengolahan kelapa.
Selain dampak ekonomi, Asri Lambo juga menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap pangan lokal yang sehat dan mudah didapat.
Menurutnya, selama ini masyarakat lebih familiar dengan produk impor atau produk susu berbasis hewani, padahal Indonesia memiliki kekayaan pangan yang dapat dioptimalkan.
“Susu kelapa adalah contoh nyata bahwa kita punya sumber pangan bergizi yang ada di sekitar kita. Kita hanya perlu mengubah pola pikir dan membangun kebiasaan untuk mengonsumsi produk lokal yang sehat,” ujarnya.
Ia berharap, jika susu kelapa masuk dalam program MBG, akan semakin banyak masyarakat yang sadar akan manfaatnya.
Dengan demikian, konsumsi produk kelapa akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong keberlanjutan produksi dan kelestarian perkebunan kelapa di Indonesia.
Asri mengatakan saran untuk memasukkan susu kelapa dalam MBG bisa menjadi langkah strategis untuk:
Pertama Memperkuat ketahanan pangan nasional, kedua meningkatkan kesejahteraan petani kelapa, dan ketiga
menghadirkan solusi gizi yang sehat dan berkelanjutan bagi anak-anak Indonesia.
Oleh karena itu, Asri Lambo optimistis bahwa usulan ini dapat menjadi terobosan besar bagi sektor pertanian dan pangan di Indonesia.
“Kami siap bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk mewujudkan ini. Kami percaya bahwa susu kelapa bukan hanya sekadar bahan makanan, tetapi juga simbol kemandirian pangan dan kekuatan ekonomi petani Indonesia,” pungkasnya.
