KetikPos.com -
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah berhasil menurunkan angka stunting di Indonesia berkat adanya kerjasama.
Berdasarkan data Kemenkes capaian pelaksanaan intervensi spesifik atasi stunting, pada Kamis (22/6) sebagai berikut.
Menurut data itu ada 11 jenis intervensi spesifik yang dalam tahap pelaksanaannya sudah 2 intervensi melebihi target nasional.
Menurut Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi bahwa penyampaian data intervensi spesifik ini didasarkan pada target penurunan stunting yang harus dicapai pada 2024.
Memang angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan, dimana dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022, dan untuk 2024 stunting ditargetkan turun menjadi 14%.
Untuk update data nantinya setiap triwulan Kemenkes akan mengeluarkan hasil capaian pelaksanaan intervensi spesifik.
“Yang akan kita kejar ini yaitu penurunan stunting ke 14% di 2024. Itu tidak lama lagi, setiap triwulan kita akan melihat gap nya dan kita lihat setiap triwulan itu kita lakukan percepatan – percepatan upaya penurunan stunting,” ujar Dirjen Maria secara virtual, Kamis (22/6).
Sementara 11 intervensi spesifik yang dirancang yaitu, skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi tablet tambah darah ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK).
Selain itu pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi Baduta, tata laksana Balita dengan masalah gizi, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, edukasi remaja ibu hamil dan keluarga termasuk pemicuan bebas buang air besar sembarangan (BABS).
Berdasarkan data tersebut pada triwulan pertama, dari 11 intervensi spesifik baru 2 intervensi yang pelaksanaannya sudah mencapai bahkan melebihi target, yakni remaja putri mengkonsumsi TTD target nasional triwulan pertama 12,5% dengan capaian 57,7%, dan ibu hamil mengkonsumsi TTD target nasional triwulan pertama 20% dengan capaian 66%.
Sehubungan itu Kemenkes mendorong pemerintah daerah untuk gencar melaksanakan 11 intervensi spesifik pada remaja putri, ibu hamil, dan balita. Saat ini ada 5 provinsi yang memiliki jumlah kasus stunting terbanyak pada tahun 2021 dan penyumbang 51% kasus stunting di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara.
Bila 5 provinsi itu bisa menurunkan stunting maka kasus stunting secara nasional akan terjadi penurunan.
“Kami mohon perhatian khusus kepada 5 provinsi terbanyak kasus stunting, untuk bisa mengejar capaian-capaian dari 11 intervensi spesifik. Kami mohon bisa dikejar untuk capaian-capaian indikator tersebut,” ucapnya.
Secara lebih spesifik dari 11 intervensi itu, ke-1, skrining anemia, belum ada provinsi yang telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 70% di kuartal 1 2023.