”Kita lihat saja nanti, politik tak bisa disamakan dengan matematika. Jangan khawatir, belum tentu dia jadi,” ujar calon separtai Rudi yang merupakan rekan sekaligus rival.
Apalagi, ternyata dia sudah terlalu sering dikadali Rudi sejak kecil dalam berbagai permainan.
Meski, kemudian dengan licinnya, Boim yang juga teman sekelas Rudi ini, tak selalu kalah di akhir permainan.
”Kita boleh kalah berhitung, tapi jangan kalah bertanding,” begitu motto Boim, yang selalu disampaikan usai permainan ekar.
Baca Juga: Mengungkap Rahasia Danau Gunung Tujuh: Keindahan Alam yang Menghipnotis dan Misteri yang Memikat
Sayangnya, Rudi tak pernah mendengar gumaman ini.
Diprediksi, politikus muda ini bisa menghimpun suara.
Apalagi, hitungan dana yang mengalir uangnya tak berseri lagi.
Tim sukses pun memberikan jaminan dengan mengangkat jempol.
Sehingga makin ramai saja rumah besar itu dihampiri orang-orang.
Dari yang sekedar mampir, ikut berjuang, sampai mereka yang memancing di kolam berikan. Ambil ikannya, tanpa perlu punya kolam.
Bagi Rudi, bayangan gedung dewan sudah di pelupuk mata.
Dia sudah menghitung banyaknya tiang gedung itu. Lalu jumlah gentengnya, dan berapa banyak rakyat yang nantinya bisa diperjuangkan.
Jumlah bendera, leaflet, iklan, spanduk, reklame yang memancangkan foto berwarnanya tak terhitung lagi.
Tapi, dia sungguh hapal. Berapa yang ada di sekitar jembatan Ampera.