Oleh Krista Rityanto
KetikPos.com – Gerakan reformasi yang menjatuhkan rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin Soeharto 1998 punya agenda utama: memberantas praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme atau lebih sering dijuluki sebagai KKN.
Memberantas praktik KKN bukan pekerjaan ringan memang. Lembaga sebesar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas untuk itu, juga belum kunjung tuntas dalam menumpas praktik KKN samapi sekarang ini.
Baca Juga: Mungkinkah Dinasti Politik Bikin Ganjar Pranowo-Mahfud MD Kalah?
Meski KPK belum bisa meniadakan praktik KKN, setidaknya kita tidaklah ikut ambil bagian dalam menumbuhkan praktik yang meracuni negeri ini.
Salah satu bentuk turunan dari praktik KKN adalah dinasti politik.
Dinasti politik adalah bentuk kezaliman penguasa dalam melanggengkan kekuasannya dengan membangun penguasa baru dari lingkungan keluarganya.
Di dalam dinasti politik, seorang penguasa yang akan lengser biasanya menyiapkan suksesornya dari lingkungan keluarga yang punya ikatan darah. Paling umum adalah anaknya. Bisa juga menantunya.
Baca Juga: Gibran Berpotensi Jadi Faktor Negatif untuk Capres Manapun
Itu biasa dijalankan oleh kalangan penguasa di masa feodal kerajaan tradisional. Di mana raja yang akan mangkat menyiapkan putra mahkotanya agar kekuasaan terhadap negerinya tetap langgeng.
Dan praktik KKN yang menjadi musuh utama dari gerakan reformasi 1998 kembali ramai di kalangan masyarakat dengan kehadiran Gibran Rakabuming Raka di panggung Pilpres 2024.
Gibran adalah putra dari Presiden Jokowi yang masih berkuasa sekarang ini.
Baca Juga: Bila Kondisi Kamu Begini Berarti Anda Perlu Psikolog
Jokowi-Gibran dituding sebagai dinasti politik modern yang dibangun oleh rezim sekarang ini.
Artikel Terkait
Gibran Berpotensi Jadi Faktor Negatif untuk Capres Manapun
Mungkinkah Dinasti Politik Bikin Ganjar Pranowo-Mahfud MD Kalah?