Pesan dari Lubai: Air yang Masih Setia Menunggu
Sungai Lubai kini tinggal legenda, tapi jiwanya belum mati.
Ia masih mengalir, meski perlahan, menunggu anak cucu yang mau mendengarkan kembali kisahnya.
“Berbuatlah, meski terlambat,” pesan para tetua.
“Buang keangkuhanmu, karena alam telah memberimu hidup.”
Menjaga Sungai Lubai bukan hanya soal melestarikan air, tapi menghidupkan kembali kesadaran spiritual masyarakat — bahwa manusia adalah bagian dari alam, bukan penguasanya.
Di Mana Air, Di Sana Jiwa
Sungai Lubai adalah penjaga kenangan dan guru kehidupan.
Dari arusnya yang lembut, kita belajar tentang ketenangan.
Dari banjirnya yang sesekali datang, kita belajar tentang keseimbangan.
Dan dari keruh airnya hari ini, kita diingatkan tentang tanggung jawab.
Jika suatu hari airnya kembali bening dan ikan-ikannya menari lagi,
maka itu tandanya — anak cucu Lubai telah menebus dosa generasi sebelumnya.
“Sungai bukan hanya air yang mengalir.
Ia adalah sejarah yang hidup, doa yang berdenyut, dan cinta yang menunggu untuk dijaga.