Tradisi ini lebih menunjukan keahlian seseorang. Saat ini, pertunjukan tidak selalu harus dua gadis, bisa berpasangan antara seorang laki-laki dan perempuan atau secara sendiri-sendiri.
Perubahan juga terjadi pada musik pengiring senjang yang menggunakan alat musik tanjidor.
Saat ini, tanjidor sudah tidak lagi digunakan. Kebanyakan seniman senjang lebih senang menggunakan alat musik melayu atau organ tunggal (keyboard) sebagai pengiring.
Baca Juga: Warahan dan Rejung: Memahami Kekayaan Sastra Tutur dalam Kearifan Lokal Ogan Komering Ulu Selatan
Selain perubahan musik pendukung, penciptaan senjang juga sudah mulai bergeser. Jika zaman dahulu penutur senjang biasanya menciptakan senjangnya secara spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana yang dihadapinya (Suan,2008:101).
Sekarang keahlian pesenjang seperti itu sudah sangat langka (kemampuan ini biasanya dimiliki oleh pesenjang yang sudah tua).
Pesenjang biasanya menyiapkan bait-bait senjang jauh-jauh hari. Bahkan tak jarang seniman Senjang menceritakan kisahnya dengan melihat teks yang telah disiapkan (seperti di beberapa pesta pernikahan yang penulis hadiri, banyak seniman muda Senjang yang membaca teks tersebut di kertas kecil yang mereka siapkan dan meletakkan tangan ).
Perubahan lainnya adalah kesenian senjang yang dahulu dipentaskan pada malam hari, kini sudah jarang dipentaskan pada malam hari, terutama pada pesta pernikahan, karena sudah digantikan oleh musik modern atau pertunjukan organ tunggal.
Seni senjang juga berubah dari segi bentuknya. Dulu ada aturan bahwa ada fase pembukaan, isi, dan penutup dalam sebuah teks. Sekarang pemain tidak lagi mematuhi “ pakem” ini karena mereka dibatasi pada waktu yang singkat untuk tampil dalam sebuah acara.
Diduga penyebab dari berbagai perubahan tradisi ketidakadilan yang terjadi sebagaimana diuraikan di atas terletak pada perkembangan zaman yang ditandai dengan hadirnya perangkat elektronik, kemudahan akses, kemajuan perekonomian dan kemajuan dunia .
Terakhir , Sungai Musi , salah satu sungai utama Pulau Sumatera, telah lama menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan penjelajahan manusia. Sungai berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar dan telah menginspirasi banyak karya seni dan sastra .
Sungai Musi mengalir dengan keindahan yang mempesona di setiap kelokannya. Di tengah udara jernihnya terdapat pemandangan indah yang memikat hati setiap orang yang melihatnya.
Melewati kota-kota megah seperti Sekayu, Palembang dan beberapa kota kecil yang Sepi, Sungai Musi menawarkan keajaiban alam yang tiada duanya .
Sungai Musi juga menjadi sumber inspirasi bagi seniman, penyair, dan musisi. Setiap gelombang udara memancarkan keindahan yang menakjubkan dan menginspirasi karya-karya yang mengesankan.
Dalam setiap bait puisi, lagu atau lukisan terasa keajaiban alam yang mempesona .