KetikPos.com -- Gedung Kesenian Palembang menjadi saksi kejayaan pertunjukan teaterikal yang menggetarkan, "Serangan Belanda Mabuk", Senin (1/1/2024).
Sutradara Salwa Pratiwi menghadirkan karya berkesan ini dalam rangka memperingati Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang pada tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Didukung beberapa pemain seperti Soleh, Bebeg, Rian, Mastari, Wahyudi, dan lainnya, teaterikal yang menggambarkan etos perjuangan di Palembang, cukup membangkitkan keharuan. Juga keterlibatan Mas Inug dongeng sebagai narator.
Bukan hanya peserta pawai peringatan Perang Lima Hari Lima Malam, tetapi juga para pemain teaterikal.
Mereka tampak berkaca-kaca, seusai mememerankan pejuang dan tentara Belanda yang terlibat dalam pertempuran tersebut.
Eksplorasi Teaterikal yang Mendalam
Dalam penyajiannya, teaterikal "Serangan Belanda Mabuk" membawa penonton pada perjalanan visual dan emosional yang mendalam.
Eksplorasi yang dilakukan oleh Salwa Pratiwi berhasil menggambarkan suasana dan semangat perlawanan rakyat Palembang ketika menghadapi serangan Belanda.
Pemeran dan Tata Rias yang Memukau
Pemeran-pemeran dalam pertunjukan ini sukses membawakan karakter-karakter dengan penuh intensitas.
Kecemerlangan mereka diperkuat oleh tata rias yang cermat, membawa penonton untuk merasakan setiap detik ketegangan dan keberanian yang diperlihatkan oleh pahlawan-pahlawan Palembang dalam menghadapi musuh.
Alur Cerita yang Menegangkan
"Serangan Belanda Mabuk" berhasil menyajikan alur cerita yang menegangkan sejak awal hingga akhir pertunjukan.
Baca Juga: Peringatan Perang 5 Hari 5 Malam Diizinkan di Gedung Kesenian Palembang
Setiap adegan dipersiapkan dengan teliti, menciptakan keseimbangan antara elemen dramatis, aksi panggung, dan dialog yang bermakna.
Pesan Perlawanan dan Patriotisme
Lebih dari sekadar pertunjukan hiburan, teaterikal ini menyampaikan pesan mendalam tentang semangat perlawanan dan patriotisme.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.