KetikPos.com -- Pembangunan Pasar Sekanak di Palembang menjadi bukti konkret dari kebijakan kolonial Belanda yang bertujuan untuk meratakan sistem sosial dan ekonomi di daerah jajahannya.
Pada awal abad ke-19, setelah menduduki Palembang pada tahun 1821, Belanda merencanakan pembangunan pasar umum di daratan sebagai upaya untuk mengorganisir kegiatan perdagangan yang sebelumnya terjadi di pasar terapung di Sungai Musi dan pasar-pasar rakyat di muara dan tepian anak Sungai Musi.
JL van Sevenhoven, yang diangkat sebagai Komisaris Belanda di Palembang pada tahun 1822, mencatat dalam tulisannya bahwa sebelumnya tidak ada pasar umum di ibu kota Palembang yang besar.
Sebaliknya, masyarakat menjual makanan di sudut-sudut anak sungai dan sungai-sungai kecil menggunakan perahu-perahu kecil.
Dengan adanya pasar umum, Belanda berharap dapat mengatur dan mengkonsentrasikan aktivitas perdagangan di daratan.
Pasar yang dibangun oleh Pemerintah Belanda di Palembang menjadi pusat kegiatan perdagangan setiap hari.
Para penjual dan pembeli berjejal-jelalah di pasar ini, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih terpusat.
Sevenhoven bahkan meramalkan bahwa pasar ini akan menjadi tempat orang-orang dari pedalaman datang dengan rakit-rakit mereka untuk menjual barang-barang.
Hal ini menunjukkan bagaimana pembangunan pasar tersebut tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga sebagai strategi untuk mengarahkan aliran barang dari pedalaman ke pasar pusat yang dikelola oleh pemerintah kolonial.
Perkembangan lebih lanjut terjadi pada awal abad ke-20, ketika pasar tumbuh di kawasan 16 Ilir. Pada awalnya, kawasan ini direncanakan sebagai kawasan perkantoran dan pertokoan.
Namun, pemerintah kolonial memberi kesempatan kepada penduduk lokal untuk berdagang di kawasan dekat muara Sungai Rendang, yang awalnya mungkin hanya berupa dagangan cungkukan atau hamparan sejenis pedagang kaki lima saat ini.
Permanenisasi pasar tumbuh ini terjadi sekitar tahun 1918, mencerminkan perubahan signifikan dalam struktur ekonomi dan perdagangan di Palembang.
Pasar Sekanak menjadi pusat ekonomi yang semakin terintegrasi, menyediakan tempat bagi masyarakat lokal untuk berdagang dan berinteraksi secara lebih terorganisir.
Meskipun berawal dari kebijakan kolonial Belanda, pasar ini selanjutnya menjadi bagian integral dari identitas dan kehidupan ekonomi Palembang.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.