Pulau Onrust: Menjelajahi Keindahan dan Sejarah yang Terpendam

photo author
- Sabtu, 27 Januari 2024 | 07:28 WIB
Peneliti Arkeologi melakukan penggalian benda bersejarah di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.  (DISKOMINFOTIK DKI Jakarta)
Peneliti Arkeologi melakukan penggalian benda bersejarah di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (DISKOMINFOTIK DKI Jakarta)

KetikPos.com - Pulau Onrust, saksi bisu perkembangan Jakarta dari masa lalu hingga menjadi kota perdagangan modern, terus membuka tirai rahasia sejarahnya. Terletak di gugusan pulau Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pulau ini memancarkan pesona sebagai lokasi galangan kapal terbaik di dunia pada era penjelajah James Cock.

Dengan suasana asri dan tenang, Pulau Onrust yang kini tidak berpenghuni, menjadi tempat yang menggetarkan dengan derap ombak dan angin kencang yang menyapu pantainya.

Suara kicau burung yang beraneka ragam bersarang di pucuk-pucuk pohon bakau di tepi pulau menambah keunikan tempat ini.

Pulau seluas 8,22 hektare ini dinyatakan sebagai cagar budaya melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2209 Tahun 2015.

Sebagai saksi perjalanan sejarah, Pulau Onrust telah bertransformasi dari gudang perbekalan dan galangan pembuatan kapal pada abad ke-17.

Penjelajah James Cock bahkan memberinya predikat sebagai lokasi galangan kapal terbaik di dunia.

Era berikutnya menyaksikan perubahan menjadi basis pertahanan laut dan pusat pasukan kolonial pada tahun 1619.

Benteng pertahanan didirikan, menjadikan pulau ini sebagai lokasi transit pasukan Belanda.

Namun, Pulau Onrust bukan hanya menyimpan kejayaan, melainkan juga memendam kisah dramatis sebagai pulau karantina.

Pada masa kolonial, pulau ini menjadi tempat pengungsian saat wabah leptospirosis melanda Batavia.

Tak hanya itu, penjajah Jepang pernah menjadikannya sebagai penjara, menambah warna kelam dalam jejak sejarah pulau ini.

Walaupun sejarah Pulau Onrust hampir terlupakan karena minimnya dokumentasi, pemerintah mengambil langkah berani dengan melakukan ekskavasi arkeologi pada 8-22 November 2023.

Menggunakan teknologi pemindaian georadar, ekskavasi ini mengupas struktur benteng, jalan masuk pulau, dan batas-batas bastion dengan merujuk pada peta buatan JW Heydt pada tahun 1744.

Arkeolog senior Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta, Candrian Attahiyat, memimpin ekskavasi ini. Temuan melibatkan sisa fondasi benteng, struktur, dan fasilitas umum.

Fondasi benteng setebal 2 meter, terdiri dari batu, karang, dan kayu, memberikan gambaran konstruksi dan evolusi Pulau Onrust.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang Ketik Pos

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Rekomendasi

Terkini

X