KetikPos.com -- Makam Sabokingking, juga dikenal sebagai Situs Telaga Batu, menjadi saksi bisu kejayaan Sriwijaya di masa lalu.
Terletak sekitar 500 meter utara makam Gede ing Suro, kompleks ini memancarkan pesona dan misteri yang mengajak kita untuk menjelajah ke dalam lembaran sejarah yang penuh warna.
Baca Juga: Prasasti Telaga Batu: Ancaman Kutukan dan Warisan Sejarah Sriwijaya di Palembang
Peninggalan Sriwijaya yang Megah
Keberadaan Makam Sabokingking sebelum masa Islam di Palembang dapat ditelusuri dari Prasasti Telaga Batu.
Prasasti ini, sejaman dengan masa Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi, menjadi penanda kuat eksistensi dan pengaruh Sriwijaya di wilayah ini.
Selain itu, adanya dua batu asana atau tempat dudukan arca dan prasasti semakin menegaskan jejak kejayaan masa lalu.
Baca Juga: Candi Muaro Jambi, Peninggalan Megah Kerajaan Sriwijaya dan Melayu
Arsitektur Kompleks: Keanggunan dalam Keheningan
Bangunan kompleks makam Sabokingking, dikelilingi air yang membentuk pulau di tengah danau, menciptakan suasana yang mengesankan.
Jalan semen yang menghubungkan bangunan utama dengan daratan, dengan gapura paduraksa di depannya, memberikan kesan indah dan mistis sekaligus.
Desain Denah dan Arsitektur yang Terencana
Denah empat persegi panjang yang dibatasi oleh tembok beratap limasan menjadi ciri khas arsitektur makam ini.
Dengan tiga teras bertingkat, setiap teras memiliki makam-makam dengan karakteristiknya sendiri.
Teras pertama menjadi tempat beristirahat untuk tokoh panglima besar, sementara teras kedua memuat empat makam.
Baca Juga: Bukit Seguntang Palembang: Pusaka Sejarah dan Keagungan Sriwijaya di Tanah Palembang
Eksistensi Teras Ketiga: Puncak Kebesaran
Teras ketiga, menjadi fokus utama, menawarkan pemandangan makam-makam tokoh-tokoh bersejarah yang disusun dengan rapi.