Selain itu, Rejung juga sering dihadirkan untuk menghibur keluarga yang sedang berkabung, menciptakan suasana yang penuh empati dan kehangatan.
Pentingnya Pelestarian dalam Konteks Modernisasi
Dalam menghadapi arus modernisasi yang terus berkembang, pentingnya pelestarian Warahan dan Rejung menjadi semakin mendesak.
Kedua bentuk sastra tutur ini bukan sekadar nostalgia masa lalu, tetapi juga cerminan kearifan lokal yang relevan untuk masa kini dan mendatang.
Pelestarian tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat lokal, tetapi juga melibatkan peran pemerintah, lembaga budaya, dan komunitas terkait.
Inisiatif untuk mempromosikan dan melestarikan kekayaan sastra tutur lokal seperti Warahan dan Rejung perlu mendapatkan dukungan penuh untuk memastikan agar warisan ini tetap hidup dan menginspirasi generasi mendatang.
Harapan untuk Masa Depan: Warahan dan Rejung Tetap Hidup
Warahan dan Rejung, sebagai warisan budaya yang hidup, harus dijaga dan dilestarikan.
Dengan upaya bersama, melibatkan semua pihak yang peduli terhadap keberagaman budaya Indonesia, kedua sastra tutur ini dapat terus hidup dan memberikan inspirasi serta kearifan bagi masyarakat OKU Selatan.
Sehingga, setiap hentakan Warahan dan melodi Rejung tidak hanya menjadi simbol kearifan masa lalu, tetapi juga menjadi pemandu dalam merajut masa depan yang dipenuhi dengan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur.
Warahan dan Rejung, dua entitas tak terpisahkan dalam sastra tutur lokal, menjadi saksi bisu kearifan dan keindahan yang terus berkembang di Ogan Komering Ulu Selatan.