KetikPos.com -- Nasi Astakona, sebuah hidangan khas Banjarmasin, tidak hanya merupakan santapan lezat, tetapi juga sebuah simbol yang mengandung makna filosofis yang dalam.
Dalam budaya Banjar, Nasi Astakona memiliki peran yang penting, baik dalam konteks ritual adat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Nasi Astakona, mengungkap misteri di balik kelezatan dan kebijaksanaannya.
Sejarah Nasi Astakona
Nasi Astakona berasal dari tradisi Kesultanan Banjar, di mana hidangan ini disajikan dalam upacara adat dan menyambut tamu kehormatan. Astakona sendiri berarti "segi banyak", sehingga nasi Astakona merupakan hidangan yang disajikan secara bertingkat ganjil, seperti tiga atau lima.
Angka ganjil ini sangat melekat dengan nilai-nilai budaya Islam yang dianut mayoritas penduduk Kalsel.
Simbolisme Nasi Astakona
Setiap tingkatan nasi Astakona berisi aneka lauk pauk yang berasal dari unsur-unsur bumi, seperti air, tanah, dan udara. Ini menggambarkan kedekatan hubungan antara manusia dengan alam, serta mengandung makna ketuhanan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia.
Selain itu, segi banyak dari hidangan ini juga melambangkan keragaman dalam kesatuan, mencerminkan keberagaman budaya dan agama di Banjarmasin.
Baca Juga: Menikmati Kelezatan dan Mendalami Makna Filosofis di Balik Kuliner Khas Banjarmasin
Peran dalam Ritual Adat
Nasi Astakona tidak hanya disajikan sebagai hidangan, tetapi juga sebagai bagian penting dari ritual adat dan upacara keagamaan.
Dalam upacara adat, nasi Astakona sering dijadikan sebagai sesaji atau persembahan kepada leluhur atau dewa-dewa.