KetikPos.com -- Bangunan megah di tepi Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas, Gading Cempaka, Bengkulu, membawa sejarah masa lalu sebagai saksi bisu dari pengasingan Bung Karno.
Sebuah penanda beton di halaman depan rumah itu memberitahu pengunjung bahwa ini adalah rumah yang dulu ditempati oleh Sang Proklamator.
Halaman yang terawat dengan baik dan pohon-pohon yang mengelilingi memberikan suasana asri. Saat melangkah di jalan setapak menuju pintu rumah, rasanya seperti melangkah ke dalam masa lalu.
Baca Juga: Rumah Keluarga Ibu Fatmawati: Menghidupkan Jejak Sejarah di Kota Bengkulu
Semakin mendekat, kita disambut oleh penjaga rumah yang menjaga keaslian rumah tempat Bung Karno dikucilkan ini.
Sebelum memasuki bangunan, pengunjung diminta untuk mengisi buku tamu yang tersedia dan membuka alas kaki sebagai tanda penghormatan terhadap tempat bersejarah ini.
Begitu kaki menyentuh lantai teras yang sederhana, hawa dingin langsung menyapa, memberikan kesegaran di tengah cuaca panas Bengkulu.
Teras rumah ini tampak sederhana, dengan kisi-kisi di atas pintu yang dihiasi dengan ornamen Tiongkok.
Baca Juga: Masjid Jamik Bengkulu, Peninggalan Bung Karno Yang Masih Terawat
Menurut cerita sejarah, rumah ini awalnya dimiliki oleh seorang pedagang bernama Tjang Tjeng Kwat, sebelum akhirnya dijadikan tempat tinggal oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, selama masa pengasingannya di Bengkulu dari tahun 1938 hingga 1942.
Ruang pertama yang terlihat begitu memasuki rumah adalah ruang tamu kecil dengan perabotan kuno dari kayu.
Ruang kerja Presiden Soekarno terletak di sebelah kanan, dengan meja dan kursi kayu sederhana dikelilingi oleh rak buku yang menyimpan buku-buku berbahasa Belanda yang usang.
Di ruang ini, pengunjung dapat melihat beberapa gambaran bangunan yang dirancang oleh Ir. Soekarno selama di Bengkulu, seperti rumah sahabat dan Masjid Jami.
Baca Juga: Eks Rumah Pengasingan Soekarno di Bengkulu, Awalnya Milik Pedagang Tionghoa
