KetikPos.com -- Keraton Kuto Tengkuruk, juga dikenal sebagai Keraton Kuto Lamo, memiliki sejarah yang kaya dalam konteks Kesultanan Palembang-Darussalam.
Awalnya, keraton ini berperan sebagai pusat pemerintahan sebelum akhirnya digantikan oleh Benteng Kuto Besak (BKB).
Keraton Kuto Tengkuruk terletak di sebelah kiri Benteng Kuto Besak dan menjadi tempat tinggal residen Belanda setelah penggantian pemerintahan.
Baca Juga: Keraton Kuto Besak Dihancurkan dan Dibangun Rumah Regeering Commissaris
Pada saat ini, bangunan Keraton Kuto Tengkuruk telah diubah fungsinya menjadi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, yang memajang koleksi-koleksi yang menggambarkan sejarah dan budaya Palembang.
Kawasan inti Keraton Kesultanan Palembang-Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I memiliki luas sekitar 50 hektar dengan batas-batas di sebelah utara Sungai Kapuran dan di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Tengkuruk.
Luasnya kawasan ini mencerminkan pentingnya keraton sebagai pusat kekuasaan dan aktivitas sosial-budaya pada masa itu.
Transformasi Keraton Kuto Tengkuruk menjadi sebuah museum merupakan langkah yang penting dalam mempertahankan dan melestarikan warisan sejarah dan budaya Palembang.
Baca Juga: Ledakan Wisata Lebaran 2024: Indonesia Bersinar, Dunia Terpesona!
Museum ini tidak hanya menjadi tempat untuk belajar tentang sejarah kesultanan, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Palembang sebagai pusat kebudayaan dan kekuasaan di Nusantara