KetikPos.com - Sebuah penemuan arkeologis yang luar biasa di Jambi telah mengungkapkan tutup kendi porselin dari masa Dinasti Song, menawarkan wawasan mendalam tentang sejarah perdagangan dan budaya di Nusantara.
Tutup kendi ini, yang berdiameter antara 6,4 cm hingga 7,2 cm, diperkirakan berasal dari abad ke-10 hingga ke-13 Masehi, menandai periode penting dalam sejarah perdagangan global.
Tutup kendi ini terbuat dari porselin berkualitas tinggi, dilapisi dengan glasir berwarna putih keabuan yang masih bertahan hingga hari ini, mencerminkan ketahanan dan keindahan keramik Dinasti Song.
Bentuknya yang bulat dan adanya sebuah kupingan di bagian atas menunjukkan desain yang tidak hanya fungsional tetapi juga artistik, menggambarkan keahlian luar biasa dari para pengrajin Tiongkok pada masa itu.
Penemuan ini bukan sekadar artefak, tetapi juga bukti konkret dari hubungan perdagangan yang dinamis antara Tiongkok dan Nusantara.
Pada abad ke-10 hingga ke-13, Jambi dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan penting di Sumatra, menjadi persimpangan bagi para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk Tiongkok.
Barang-barang seperti tutup kendi ini kemungkinan besar dibawa oleh pedagang Tiongkok sebagai bagian dari perdagangan barang-barang mewah, mencerminkan betapa luas dan kompleksnya jaringan perdagangan internasional pada masa itu.
Para ahli arkeologi dan sejarawan menilai bahwa tutup kendi ini mungkin digunakan untuk menutup wadah-wadah yang menyimpan cairan berharga seperti minyak wangi, rempah-rempah, atau bahkan anggur.
Kehalusan glasir dan keanggunan desain tutup ini menunjukkan bahwa barang ini tidak hanya berfungsi praktis tetapi juga memiliki nilai estetika yang tinggi, menjadi simbol status bagi pemiliknya.
Penemuan tutup kendi ini membuka jendela ke kehidupan sehari-hari dan perdagangan di Jambi pada masa lalu.
Hal ini juga menyoroti pentingnya pelestarian cagar budaya untuk memahami sejarah dan warisan kita yang kaya.
Setiap artefak seperti tutup kendi ini mengisahkan tentang hubungan antarbangsa, perkembangan teknologi, dan seni yang berkembang pesat pada masa itu.
Sebagai bagian dari upaya pelestarian, tutup kendi ini kini disimpan dengan baik dan menjadi bagian dari koleksi cagar budaya Jambi.
Pameran artefak ini tidak hanya menarik minat para sejarawan dan arkeolog, tetapi juga masyarakat umum yang ingin lebih memahami sejarah dan budaya mereka.