KetikPos.com -- Kantor Ledeng, bangunan bersejarah yang terletak di jantung kota Palembang, tak lama lagi akan memulai babak baru sebagai sebuah museum.
Keputusan ini diambil setelah Pj Walikota Palembang, Ucok Abdul Rauf Damenta, mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh seni dan budaya, termasuk Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan, Ms Iqbal Rudianto; mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang, Vebri Alintani; sejarawan Dr. Dedi Irwanto; serta Kms Ari Panji dari Tim Ahli Cagar Budaya.
Turut hadir pula perwakilan Dewan Kesenian Palembang (DKP) seperti Hasan, M Nasir, M Irfan, dan Kepala Dinas Kebudayaan Palembang, M Affan Prapanca.
Diskusi ini menggarisbawahi peran penting Kantor Ledeng dalam sejarah dan rencana menjadikannya pusat edukasi budaya.
Baca Juga: Masih Adakah Prasasti Kantor Ledeng?
Sejarah Kantor Ledeng: Simbol Kolonial di Tengah Palembang
Dibangun pada era kolonial Belanda, Kantor Ledeng sudah lama menjadi ikon arsitektur kota Palembang. Gedung ini memiliki gaya arsitektur khas Eropa, dengan dinding tebal dan bentuk bangunan yang kokoh, mewakili gaya kolonial yang dominan di awal abad ke-20.
Meskipun fungsi awal Kantor Ledeng lebih bersifat administratif dan utilitarian, seiring berjalannya waktu, bangunan ini menjadi simbol penting bagi masyarakat Palembang.
Nama "Ledeng" sendiri merujuk pada fungsinya sebagai pusat pengelolaan air minum selama masa kolonial.
Gedung ini dilengkapi dengan menara yang menjadi tempat penyimpanan air, memastikan pasokan air bersih untuk penduduk kota.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan tata kelola kota, peran Kantor Ledeng sebagai pusat distribusi air berkurang, namun bangunan ini tetap menjadi simbol warisan kolonial yang melekat dalam sejarah modern Palembang.
Baca Juga: Kantor Wako Palembang atau Kantor Ledeng Potensial OCB Nasional
Transformasi Menjadi Museum: Merawat Warisan Sejarah
Kini, dalam upaya pelestarian warisan budaya, Kantor Ledeng akan diubah menjadi museum yang berfokus pada sejarah dan budaya lokal Palembang.
Dengan latar belakang sejarahnya yang kaya, bangunan ini menawarkan peluang ideal untuk menjadi pusat edukasi, di mana pengunjung dapat belajar tentang perkembangan kota dari era kolonial hingga modern.
Rencana ini diharapkan tidak hanya menghidupkan kembali fungsi bangunan yang telah lama tidak aktif, tetapi juga menjadi bagian penting dari revitalisasi kawasan bersejarah di Palembang.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.