Hendy Setiono: Dari Burger Kaki Lima hingga Kebab Sultan

photo author
DNU
- Kamis, 10 Oktober 2024 | 22:13 WIB
Hendy Setiono, pengusaha asal Surabaya yang kini menjadi salah satu nama besar di dunia kuliner, punya cerita yang tak biasa. Terlahir dan dibesarkan di Jawa Timur, Hendy sudah merasakan perantauan sejak usia muda. (Dok)
Hendy Setiono, pengusaha asal Surabaya yang kini menjadi salah satu nama besar di dunia kuliner, punya cerita yang tak biasa. Terlahir dan dibesarkan di Jawa Timur, Hendy sudah merasakan perantauan sejak usia muda. (Dok)

 

KetikPos.com --Hendy Setiono, pengusaha asal Surabaya yang kini menjadi salah satu nama besar di dunia kuliner, punya cerita yang tak biasa. Terlahir dan dibesarkan di Jawa Timur, Hendy sudah merasakan perantauan sejak usia muda.

Ia berangkat ke Maryland, Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan dasar. Di sana, ia tinggal bersama paman dan bibi yang tak hanya membantunya menguasai bahasa Inggris, tetapi juga memperkenalkannya pada budaya kerja keras ala Amerika.

Setelah kembali ke Indonesia, Hendy melanjutkan pendidikan di Bontang, Kalimantan Timur, sebelum akhirnya hijrah ke Surabaya dan bersekolah di SMA Negeri 5, sekolah favorit yang sering melahirkan siswa berprestasi.

Jalan hidup Hendy berubah drastis saat ia berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya jurusan Teknik Informatika.

Di sinilah bibit-bibit kewirausahaannya mulai tumbuh. Bukannya fokus pada buku-buku dan skripsi, Hendy lebih tertarik pada peluang bisnis. Dengan keberanian yang jarang dimiliki mahasiswa pada umumnya, ia membuka bisnis burger kaki lima di pinggir jalan.

Namun, burger hanyalah awal. Inspirasi datang dari perjalanan sederhana ke Qatar, di mana ia mencoba kebab. Kembali ke Indonesia, ide cemerlang muncul: kebab dengan cita rasa Timur Tengah, namun sesuai dengan selera lokal. Dari situ, lahirlah Kebab Turki Baba Rafi.

Tak tanggung-tanggung, Hendy memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah di semester empat dan menumpahkan seluruh energinya ke dalam bisnis ini.

Keberaniannya berbuah manis. Kebab Turki Baba Rafi meledak di pasaran, dari gerobak kecil menjadi jaringan waralaba internasional dengan lebih dari 1300 cabang di Indonesia dan sembilan negara lainnya.

Hendy mengubah kebab yang awalnya mungkin dianggap sebagai makanan kaki lima menjadi “kebab sultan,” dengan skala bisnis yang mendunia.

Namun, Hendy tidak berhenti di situ. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah aset penting, sehingga ia melanjutkan pendidikannya di Informatics Computer School Singapore dan memperoleh Advance Diploma di bidang E-Commerce.

Hendy bahkan mengikuti program eksekutif di Harvard Business School, di mana ia bertemu dengan pengusaha dari berbagai belahan dunia.

Di sinilah ia menyempurnakan kemampuannya, menggabungkan teknologi dengan bisnis, seperti proyek tambak udang vaname berbasis Internet of Things (IoT) yang ia jalankan bersama e-Fishery.

Pada tahun 2018, Hendy juga mengikuti pelatihan di LEMHANNAS, mendalami nilai-nilai kebangsaan dan menegaskan komitmennya untuk berkontribusi lebih besar bagi negara.

Tak hanya berbisnis, Hendy membangun Hendy Setiono Foundation (HSF) pada 2019, sebuah yayasan yang fokus membantu UMKM dan pedagang kaki lima.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X