Candi Bumi Ayu: Menyibak Jejak Toleransi dan Kejayaan Sriwijaya

photo author
DNU
- Minggu, 24 November 2024 | 09:15 WIB
Candi Bumi Ayu ditetapkan sebagai cagar budaya (dok)
Candi Bumi Ayu ditetapkan sebagai cagar budaya (dok)

KetikPos.com -- Penetapan Candi Bumi Ayu sebagai Cagar Budaya Nasional membuka babak baru untuk menghidupkan kembali citra Sumatera Selatan sebagai pusat peradaban Kedatuan Sriwijaya.

Setelah melalui perjalanan panjang, kawasan Candi Bumi Ayu di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, resmi ditetapkan sebagai situs Cagar Budaya Peringkat Nasional pada 13 November 2024. Momen ini menjadi simbol penting untuk mengangkat situs toleransi dari era Sriwijaya (abad VII-XIII).

Kawasan Candi Bumi Ayu berada di tepian Sungai Lematang, Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, PALI. Sebagai kompleks candi Hindu yang berdiri sejak abad VIII hingga XVI, situs ini terletak sekitar 140 kilometer atau 2,5 jam perjalanan ke arah barat daya dari Kota Palembang.

Pesona Candi Bumi Ayu: Warisan Hindu di Jantung Sumatra

Kompleks Candi Bumi Ayu berdiri megah di tepi Sungai Lematang, menjadi satu-satunya kompleks percandian di Sumatera Selatan. Situs ini adalah warisan sejarah tak ternilai yang menyimpan kisah peradaban Hindu yang pernah berjaya di pulau ini.

Keajaiban Arsitektur Kuno

Kini resmi menjadi cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kawasan Candi Bumi Ayu meliputi area seluas 75,56 hektar. Dilindungi oleh tujuh parit yang mengelilinginya, kompleks ini memberikan kesan megah sekaligus misterius. Dari sembilan candi yang ditemukan, empat di antaranya – Candi 1, Candi 2, Candi 3, dan Candi 8 – telah dipugar, memperlihatkan kemegahan arsitektur Hindu klasik yang memukau.

Proses pelestarian yang dimulai sejak 1990 terus berlangsung hingga kini. Struktur candi dari bata merah yang tersusun rapi menjadi saksi bisu keahlian para pembangun masa lampau. Relief dan ukiran pada candi menggambarkan cerita yang memikat, menantang para arkeolog dan sejarawan untuk mengungkap lebih banyak rahasia masa lalu.

Kerajaan Gedebong Undang: Sebuah Jejak Sejarah

Berdasarkan catatan A.J. Knaap pada 1902, kawasan Candi Bumi Ayu diyakini sebagai pusat Kerajaan Gedebong Undang, kerajaan Hindu yang pernah menguasai wilayah Sungai Lematang.

Wilayah ini meluas hingga Modong dan Babat, meskipun banyak peninggalannya terkikis oleh aliran sungai. Laporan F.M. Schnitger pada 1934 mendukung temuan ini, menunjukkan dampak destruktif erosi terhadap sisa-sisa sejarah.

Namun, seiring waktu, kejayaan Candi Bumi Ayu meredup sekitar abad ke-16 saat pengaruh Islam menggantikan dominasi Hindu di Sumatra. Candi-candi ini terkubur oleh waktu hingga ditemukan kembali pada 1864 oleh EP Tombrink.

Harmoni Sejarah dan Alam

Candi Bumi Ayu memukau bukan hanya karena nilai sejarahnya, tetapi juga keindahan alamnya. Terletak di tepi Sungai Lematang, kawasan ini menawarkan suasana tenang dan pemandangan yang menawan. Udara segar dan lanskap alami menjadikannya tempat ideal untuk wisata budaya sekaligus relaksasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X