Sekretaris Disbud, Septa Marus
Pengelola Taman Bacaan, Arfandi alias Andi Pedo
Wakil Rektor Universitas Kader Bangsa (UKB), Dr. Hendrajat
Ketua KKPP, Kgs M Ridwan
Ketua Kasta yang juga Ketua Komite Tari DKP, Imansyah
Ketua Komite Musik DKP, Mohamad
Kabid Humas DKP, Hardi Saputra
Serta para tokoh masyarakat dan warga sekitar yang antusias
Tak hanya simbolik, momen launching juga dimeriahkan oleh pementasan kesenian Dulmuluk dari Sanggar Harapan Jaya asuhan Jonhar Saad. Alunan syair, drama musikal, dan semangat tradisi dalam pertunjukan tersebut membuat penonton hanyut dalam nostalgia dan kebanggaan budaya sendiri.
Baca Juga: Dulmuluk: Warisan Budaya Tak Benda dari Syair Abdul Muluk dan Kejayaan Kerajaan Melayu
Dulmuluk, sebagai teater tradisional khas Palembang, mendapat panggung kembali. Inilah bentuk nyata komitmen bersama bahwa budaya harus hidup, bukan sekadar dikenang.
Prapanca Mahali menyampaikan, Kampung Tematik Dulmuluk ini akan menggelar kegiatan rutin minimal dua kali dalam sebulan, dengan kolaborasi antara dinas, komunitas seni, taman bacaan, dan masyarakat. Lorong ini diharapkan menjadi ruang ekspresi, literasi, sekaligus rekreasi berbasis budaya.
“Lorong ini bukan sekadar tempat baca buku, tapi menjadi panggung rakyat, panggung budaya, dan panggung edukasi,” ujar Prapanca.
Dengan hadirnya Kampung Tematik Dulmuluk, Palembang kembali meneguhkan identitasnya sebagai kota budaya. Sebab, lorong sempit bisa jadi lorong inspirasi, jika dipenuhi oleh semangat gotong royong dan cinta tradisi.