#BANJIRGARIS! PALEMBANG DILANDA DEMAM MENGGAMBAR BERSAMA KREYA INDONESIA Ketika Gedung Kesenian Menjadi Lautan Garis dan Warna

photo author
DNU
- Rabu, 21 Mei 2025 | 17:26 WIB
Pameran lukis di Gedung Kesenian Palembang (Dok)
Pameran lukis di Gedung Kesenian Palembang (Dok)

 

KetikPos.com-- Palembang bukan cuma terkenal dengan pempeknya. Kali ini, ibu kota Sumatera Selatan siap “kebanjiran”—bukan air, tapi garis-garis ekspresi seni!

Lewat tajuk #banjirgaris, para seniman, budayawan, hingga profesional lintas bidang turun gunung memeriahkan Bulan Menggambar Nasional 2025 yang berlangsung pada 21–25 Mei 2025 di Gedung Kesenian Kota Palembang.

Acara ini diinisiasi oleh Kreya Indonesia, komunitas Rumah Kreatif Sriwijaya yang jadi wadah bagi siapa pun yang cinta seni: dari dosen hingga dokter, dari konten kreator sampai ASN, semua bersatu menggambar Indonesia dari sudut Palembang.

Tema nasional tahun ini, “Indonesia Menggambar, Menggambar Indonesia”, dijawab dengan semangat lokal lewat tagar khas: #banjirgaris.

Menurut Rudi Mariyanto, S.Sn., Ketua Panitia, banjir garis ini bukan sembarang istilah.

“Ini soal bagaimana ide, keresahan, cinta, dan kritik dari para seniman tumpah ruah dalam bentuk gambar dan lukisan,” ujarnya.

“Soal lingkungan, politik, ekonomi, bahkan kegelisahan sosial—semuanya dituangkan dalam coretan yang bermakna.”

Dan benar saja, lebih dari 100 karya dari berbagai komunitas akan membanjiri ruang pamer. Tak hanya seniman “senior”, anak-anak muda dan bahkan komunitas nyentrik seperti Ibu-Ibu Melukis Ambyar hingga Pensiunan Pelukis ikut tampil.

Kolaborasi juga datang dari Komunitas Arsitek, Pemural, Yuk Menggambar Bareng, dan lainnya.

Yang tak kalah seru, para siswa dari TK hingga SMA akan memeriahkan lomba menggambar dan mewarnai pada 24–25 Mei.

Plus, ada workshop drawing, lapak UMKM, dan booth sponsor seperti Sari Roti, Morinaga, Sakatanik ABC, hingga Burger King yang menambah warna acara.

Lebih dari sekadar festival seni, #banjirgaris adalah bentuk cinta terhadap kota dan budaya. Ini adalah panggung untuk menyuarakan keresahan lewat karya, membuktikan bahwa menggambar bukan hanya hobi, tapi juga sikap budaya.

“Semoga ini jadi titik tolak baru,” tutup Rudi, “di mana menggambar tak lagi sekadar pelajaran sekolah, tapi jadi bagian dari denyut nadi kreatif Palembang—dan Indonesia.”

Kegiatan ini, lanjut Rudi, juga kerjasama dengan Dewan Kesenian Sumsel dan Dewan Kesenian Palembang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X