Kerbau Rawa Dilepas Liar Akan Menjadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Wisatawan

photo author
- Jumat, 23 Mei 2025 | 10:17 WIB
Kerbau Rawa Tanjung Senai Ogan Ilir
Kerbau Rawa Tanjung Senai Ogan Ilir

 

KetikPos.com - Sebanyak 40 wartawan yang tergabung dalam Yayasan Wartawan 789 melakukan perjalanan eksplorasi wisata menyusuri Sungai Ogan pada Kamis (15/5). Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat potensi wisata tersembunyi yang dimiliki Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan.

Perjalanan dimulai dari Dermaga Talang Pangeran, Kecamatan Pemulutan, menggunakan empat perahu ketek. Dengan mengenakan pelampung, para jurnalis dari berbagai media cetak dan online itu menyusuri aliran Sungai Ogan yang tenang dan dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang masih alami. Perjalanan ini memakan waktu lebih dari empat jam menuju Desa Burai—desa wisata yang telah dikenal dengan keindahan tenun tradisionalnya.

Namun, ada satu pemandangan yang mencuri perhatian para peserta dimana kawanan kerbau dan sapi rawa yang bebas berkeliaran di wilayah Tanjung Senai. Hewan-hewan ini tampak asyik merumput di tengah rawa, menciptakan lanskap unik yang jarang ditemukan di daerah lain.

"Ini bukan hanya pemandangan yang menarik, tapi juga potensi wisata yang luar biasa. Kerbau dan sapi rawa bisa menjadi ikon wisata baru Ogan Ilir," ujar salah satu wartawan yang ikut dalam kegiatan.

Kerbau rawa dikenal sebagai hewan endemik yang hanya bisa ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia. Keunikan habitat dan cara hidup mereka di tengah rawa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya pecinta alam dan fotografer.

Dengan promosi dan pengelolaan yang tepat, kombinasi antara wisata sungai, budaya lokal, dan kerbau rawa ini diyakini dapat menjadi magnet baru pariwisata Ogan Ilir. Pemerintah daerah pun diharapkan dapat menangkap peluang ini untuk mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat sekitar.

Asal Usul Kerbau Rawa di Ogan Ilir

Kerbau rawa (Bubalus bubalis carabanensis) merupakan jenis kerbau yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di daerah rawa-rawa, termasuk di Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Keberadaan kerbau rawa di wilayah ini tidak lepas dari kondisi geografis Ogan Ilir yang didominasi oleh lahan basah, sungai, dan rawa gambut—lingkungan ideal bagi spesies kerbau ini untuk berkembang biak secara alami.

Secara historis, kerbau rawa mulai dipelihara oleh masyarakat lokal sudah cukup lama , seiring dengan kebutuhan mereka akan hewan pekerja yang kuat dan mampu bertahan di medan yang berlumpur serta basah. Berbeda dengan kerbau biasa, kerbau rawa memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa di lahan tergenang air, bahkan mereka gemar berendam hampir sepanjang hari untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Tradisi melepasliarkan kerbau di Ogan Ilir juga berasal dari budaya agraris masyarakat setempat. Kerbau dibiarkan berkeliaran di rawa dan kembali sendiri saat musim tanam atau panen tiba. Pola pemeliharaan ini dikenal dengan sistem ekstensif dan diwariskan secara turun-temurun.

Selain sebagai hewan pekerja, kerbau rawa juga memiliki nilai budaya dan ekonomi. Dalam beberapa upacara adat atau kegiatan pertanian tradisional, kehadiran kerbau rawa masih dianggap penting. Kini, dengan makin berkurangnya populasi mereka di berbagai daerah, kerbau rawa di Ogan Ilir justru menjadi aset unik yang bisa dikembangkan menjadi potensi wisata berbasis konservasi dan edukasi.

Karena keunikan habitat dan pola hidupnya yang khas, kerbau rawa di Ogan Ilir kini mulai dilirik sebagai ikon lokal yang tidak hanya mencerminkan kearifan tradisional, tetapi juga daya tarik alam yang autentik bagi wisatawan.(***)

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang Ketik Pos

Tags

Rekomendasi

Terkini

X