KetikPos.com – Aroma air sungai dan gema sejarah kembali membuncah di tengah hiruk-pikuk kota modern.
Bahari on Screen 2025 mengangkat layar lebar di Palembang Icon, menghadirkan gelombang baru film pendek bertema budaya maritim dan lokalitas yang membumi, penuh pesan, dan menggugah rasa.
Acara yang diprakarsai oleh Indonesia Hidden Heritage Creative Hub ini bukan sekadar pemutaran film, tapi perayaan warisan budaya yang selama ini terpendam dalam naskah sejarah dan cerita rakyat—kini dikemas dalam medium sinema yang menyentuh lintas generasi.
“MLEADS mewakili langkah signifikan dalam misi kami untuk mengaktivasi kekuatan dan kekayaan pengetahuan warisan budaya yang tersimpan di museum untuk pengembangan ekonomi dan sosial,” ungkap Nofa Farida Lestari, Direktur Indonesia Hidden Heritage Creative Hub, dalam sambutannya.
Panggung untuk yang Terlupakan
Sorotan utama sore itu adalah pemutaran film-film pendek karya sineas muda dan komunitas lokal yang membawa narasi kuat seputar budaya, identitas, dan kegelisahan zaman. Di antaranya adalah:
“Cangkang” (5 menit) karya Afdan Rafif Ardian, yang menyusupkan makna eksistensial melalui kebiasaan sederhana: mengumpulkan cangkang laut. Terutama tentang eksploitasi pekerja anak di Nusatenggara.
“Lapok” (19 menit 30 detik), produksi Videografi UNSRI, menyajikan ironi sosial lewat tokoh Bujang, pengangguran 31 tahun yang terus bermain Ningkukan demi satu tujuan: mencari jodoh. Film ini menyindir tekanan sosial dan tradisi dalam balutan humor getir.
“Kabar Bidar” (10 menit), dokumenter yang menyentuh karya Chrismadi Rahmawan, menyorot perjuangan dua pelestari tradisi lomba perahu Bidar. Di tengah kemajuan zaman, mereka mempertahankan denyut budaya yang nyaris terlupakan.
Chrismadi yang juga bendahara Dewan Kesenian Palembang (DKP) ini selama ini memang produktif di bidang film.
Tak ketinggalan, karya-karya lain seperti Setelah Kita Menangis, When Delia Lost Her Camelia, Cempedak Berbuah Nangke, dan Kidau, juga menghiasi layar dengan warna dan suara khas Palembang yang autentik.
Usai menonton juga dilakukan diskusi film dipandu oleh Bimo.
Sosialisasi & Ajakan Berkreasi
Acara ini juga menjadi momen peluncuran resmi Lomba Film Pendek “Bahari on Screen 2025”, kerja sama dengan Museum Bahari Jakarta. Kompetisi ini terbuka bagi sineas muda seluruh Indonesia untuk mengangkat cerita-cerita maritim, pelabuhan, nelayan, perahu, dan budaya pesisir dalam format film pendek.