Dengan visi pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, geopark tidak hanya diposisikan sebagai destinasi, melainkan juga pusat pendidikan, laboratorium alam, dan sumber ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.
“Kami yakin, geopark ini bisa jadi contoh bagaimana konservasi dan ekonomi tidak harus bertentangan, tapi justru saling menguatkan,” kata Wamenpar.
Suara Daerah: Optimisme dan Harapan
GM Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan, menegaskan kesiapan pihaknya. “Kami berharap dukungan dari semua pihak. Ini bukan hanya tentang Maros-Pangkep, tapi juga nama Indonesia di mata dunia,” ujarnya.
Turut hadir mendampingi kunjungan: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan Muhammad Arafah, Kadis Pariwisata Maros Suwardi Sawedi, serta jajaran Kemenpar RI seperti Asisten Deputi Strategi Event Fransiskus Handoko dan Direktur Poltekpar Makassar Herry Rachmat Widjaja.
Menjaga Warisan, Menggerakkan Masa Depan
Perjalanan Geopark Maros-Pangkep menuju revalidasi UNESCO 2026 adalah perjalanan menjaga masa lalu untuk masa depan. Dari lukisan tangan purba hingga tebing karst yang membisu selama jutaan tahun, semuanya kini menunggu: apakah manusia modern mampu merawatnya?
Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat lokal, Maros-Pangkep bukan hanya bersiap mempertahankan status geopark dunia, tetapi juga menjadi simbol bagaimana Indonesia mengelola kekayaan alam dan budaya secara berkelanjutan.
