Yosep Suterisno: Menyalakan Api Teater dari Langgar Kecil hingga Panggung Sriwijaya

photo author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 22:37 WIB
Yosep Suterisno: Menyalakan Api Teater dari Langgar Kecil hingga Panggung Sriwijaya (dok)
Yosep Suterisno: Menyalakan Api Teater dari Langgar Kecil hingga Panggung Sriwijaya (dok)

KetikPos.com, Palembang — Di sudut rumah sederhana di Talang Aman, aroma kopi hitam dan lembaran naskah berserakan di meja kayu. Di sanalah Yosep Suterisno, seniman teater yang sudah melewati lebih dari setengah abad usia, menulis dengan tenang. Bukan skenario sinetron atau iklan, melainkan naskah teater sekolah—karya yang baginya lebih berharga dari sekadar panggung besar.

“Teater bukan cuma akting,” ujarnya lirih, “tapi cara memahami manusia.”

Dari Langgar ke Panggung

Benih teater Yosep tumbuh dari tempat tak terduga: langgar Al-Amin di Pelita Sari, Muara Enim. Di sela mengaji, ia belajar suara, ekspresi, dan keheningan. Dari ruang ibadah kecil itulah lahir kesadaran bahwa seni bisa menjadi jalan dakwah—bukan dengan kata, tapi dengan laku.

Pertemuannya dengan Zulfarshah, seniman serbabisa lulusan Jakarta, menjadi percikan api. Yosep ikut tampil dalam Kisah Cinta Awal dan Mirah, debut yang membuatnya sadar bahwa panggung adalah cermin paling jujur bagi manusia.

Disiplin di Sanggar Serasan

Masa SMA-nya dihabiskan di Sanggar Serasan, asuhan Ida Nang Ali Sholihin dan Rasyid—murid maestro tari Bagong Kusudiarjo. Dari mereka, Yosep belajar ketepatan, keteguhan, dan detail gerak.
“Dalam teater, setiap diam pun berbicara,” katanya. Dari prinsip itu, terbentuklah karakter Yosep yang dikenal rendah hati dan telaten membina generasi muda.

Membangun Diri di Palembang

Saat kuliah di Universitas Muhammadiyah Palembang, panggung kembali memanggilnya. Ia bergabung dengan Teater Leksi asuhan Yan Romain Hamid, mulai menulis, menyutradarai, dan kemudian melahirkan karya monumental Puyang Begale Sakti.
Karya itu tak hanya sukses di panggung, tapi juga diadaptasi ke layar TVRI Sumatera Selatan—membuka jalannya ke dunia akting profesional. Yosep kemudian tampil di berbagai produksi televisi seperti Operasi Ular Sanca, Menguak Takdir, hingga Serasan, beradu peran dengan aktor nasional seperti Sandi Nayoan dan Wieke Widiati.

Teater Sekolah: Panggung Nilai

Namun Yosep justru menemukan panggung sejatinya bukan di televisi, melainkan di sekolah. Ia melatih kelompok teater di berbagai SMA dan pesantren: dari SMAN 1 Indralaya, MAN 3 Palembang, hingga Pondok Pesantren Al-Fath Banyuasin.
“Anak-anak belajar berani dan jujur di panggung. Itu pendidikan karakter yang sebenarnya,” tuturnya.

Lahirnya FORTASS: Gelombang Baru Teater Sekolah

Pada 2022, bersama Erwin Janim, Yussudarson Sonov, dan Imron Supriyadi, Yosep menggagas Forum Teater Sekolah Sumatera Selatan (FORTASS). Forum ini menjadi wadah kolaborasi antar pelajar, guru seni, dan lembaga budaya.
Dari situ lahir Festival Teater Sekolah Sumsel, Pelatihan Guru Seni, hingga Anugerah Seni Teater Sekolah se-Sumsel, yang menggandeng TVRI Sumsel untuk membawa teater sekolah ke ruang publik.

Panggung Sriwijaya dan Warisan Jiwa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X